Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Advokasi Kebudayaan dan Koneksinya dengan Literasi Kehidupan

2 November 2023   05:47 Diperbarui: 2 November 2023   17:54 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai dengan saat ini budaya bangsa dijaga dan dikembangkan hanya sejauh masyarakat itu sendiri menganggapnya penting. Apakah layak disosialisasikan? 

Semuanya masih tergantung pada kesadaran masyarakat yang memiliki kebudayaan itu sendiri dan belum menjadi milik bersama bangsa ini.

Kedua, integrasi budaya. Karena afirmasi terkait kelayakan budaya dan warisan itu hanya terjadi secara lokal di daerah, maka integrasi budaya tersebut akhirnya hanya terjadi secara terbatas di daerah tertentu saja.

Nah, advokasi kebudayaan perlu dimulai dengan cara kita membangun pintu literasi. Pintu literasi akan membuka wawasan dan gagasan, narasi, dan sekaligus edukasi.

Literasi bisa saja menjadi gerbang utama bagi proses advokasi kebudayaan. Tanpa literasi, orang tidak mungkin mengenal apa yang khas dari narasi budaya masing-masing suku yang diakui negara ini.

Advokasi kebudayaan sangatlah penting supaya legalitas hukum dari setiap warisan kebudayaan yang ada itu menemukan dasar perlindungannya.

Kebudayaan dan Koneksi dengan Peradaban Bangsa

Hal yang perlu dijelaskan sekali lagi tentu saja berkaitan dengan pemahaman yang sama tentang definisi kebudayaan.

Edward Tylor menulis: "culture is that complex whole that includes knowledge, belief, art, morals, law, customs, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society." (Primitive Culture, Vol. I, dalam: Anthony F. C. Wallace, Culture and Personality, New York: Random House, 1970).

Keseluruhan yang kompleks mencakup banyak sekali bidang kehidupan manusia, tentu saja semuanya memiliki koneksi dengan peradaban bangsa ini.

Apalagi jika mendasari pemahaman kita sesuai pandangan Koentjoroningrat bahwa pola tindakan dan tingkah laku manusia adalah hasil dari proses belajar (Koentjoroningrat, Pengantar Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2003).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun