Mereka memiliki kemampuan untuk menilai sejauh mana caleg mampu beradaptasi dengan budaya lokal, termasuk dalam cara berpakaian, berbicara, dan tindakan lainnya.
Kriteria masyarakat sebenarnya sederhana, yaitu apakah caleg mampu merasa seperti mereka, sehingga lebih mudah bagi masyarakat untuk berbicara tentang perjuangan hidup mereka.
Terlalu sering, para caleg yang tampil berbeda dengan pakaian mahal dan bahasa formal membuat masyarakat enggan berbicara, karena mereka merasa tidak dihargai.
Masyarakat kita telah memahami hal ini, sehingga mereka dapat membedakan antara caleg yang tulus peduli dan memiliki kualitas dengan caleg yang hanya mencari popularitas dan kekayaan.
Demikianlah tiga pendekatan yang dapat digunakan sebagai panduan oleh masyarakat dalam menilai apakah caleg memiliki kemampuan dan dapat diandalkan. Secara sederhana, hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jika seorang caleg mampu berbagi kisah perjuangan hidupnya, maka ia lebih mampu memahami perjuangan dan kesulitan yang dihadapi masyarakat.Â
Jika ia dapat memahami masyarakat dengan baik, maka ia akan memiliki hati yang tulus dan waktu yang cukup untuk duduk bersama masyarakat dan berbicara tentang solusi-solusi yang dibutuhkan.Â
Jika ia benar-benar bisa merasakan hidup seperti masyarakat biasa, maka ia telah mengakar dalam hati dan bukan hanya pura-pura untuk mencapai popularitas pribadi.
Salam berbagi, Ino, 12 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H