Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ganjar di Mana-Mana, Ganjar Siji, Ganjar Kabeh: Pesan Politik dalam Lagu yang Memikat Hati

19 Juli 2023   02:00 Diperbarui: 19 Juli 2023   02:16 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar dimana-mana, Ganjar Siji, Ganjar Kabeh, pesan politik dalam lagu yang memikat | Dokumen diambil dari Resso.com

Seniman dan Pesan Politik: Komunikasi Tanpa Kekerasan

Ekspresi jiwa manusia dapat diungkapkan dalam berbagai cara. Para seniman memiliki pengakuan sosial terkait pengungkapan jiwa seni mereka, terutama bagi para seniman yang terkenal.

Tidaklah asing bahwa para seniman menyampaikan pesan-pesan simbolik melalui lagu, puisi, karya imajinasi, lukisan, dan lain sebagainya. 

Namun, pesan politik yang disampaikan melalui lagu terasa lebih menghanyutkan dan menggetarkan publik ketika suara mereka terdengar dalam konteks tertentu.

Kadang-kadang, mereka seperti nabi yang bersuara atas nama kebenaran untuk mengarahkan banyak orang kepada satu visi yang menjanjikan kesejahteraan di masa depan. 

Hal ini tidak berbeda jauh dengan para seniman saat ini, di mana pesan politik yang disampaikan melalui lagu juga merupakan bentuk ekspresi seni yang diterima luas.

Diksi Kultural yang Lebih Memikat

Bahkan jika diamati, lagu "Ganjar siji, Ganjar kabeh" tampak seperti syair biasa, hanya dengan diksi kultural yang bermakna. 

Inilah keahlian seniman, mereka memiliki kemampuan khusus untuk mempengaruhi massa tanpa menggunakan kekerasan dalam bentuk apapun.

Bagi saya, lagu merupakan bahasa komunikasi politik yang menarik. Hal ini bukanlah hal baru pada tahun politik ini, tetapi sudah ada sejak lama. 

Saya teringat kisah di kampung saya empat tahun lalu, ketika seorang pejabat dari kecamatan mengunjungi kampung adat dan mengikuti tarian adat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun