Tidak heran aksi saling menilai pun terjadi. Aktivis partai Nasdem pun bisa mengatakan PDIP juga suara mereka akan tergerus.Â
Tergerus akhirnya menjadi suatu potensi yang bisa terjadi pada semua calon presiden.
Oleh karena itu, sebenarnya potensi suara tergerus itu juga bisa saja terjadi untuk Prabowo.Â
Hanya Adian dengan tegas mengatakan bahwa dirinya bukan anak indigo dan peramal, tetapi ia melihat data-data.
Pertanyaan kritis: Apakah Nasdem tetap setia mendukung Anies jika suatu waktu angka elektabilitas Anies turun sampai 13% saja?Â
Pertanyaan ini sangat menarik, jangan sampai ketika suara sudah tergerus habis, lalu Anies ditinggalkan dan Nasdem pindah ke hati lain.
Situasi ini benar-benar tidak mudah bagi Nasdem dan juga bagi Anies.Â
Mungkinkah pernyataan Adian itu akan menjadi kenyataan bahwa nantinya cuma ada dua pasangan calon presiden?
Saya yakin itu motivasi bagi Anies dan partai pendukungnya supaya sejak saat ini lebih aktif bekerja dengan berbagai cara yang bisa mendatangkan kepercayaan publik.
Dari analisis ini, saya melihat bahwa Adian cukup terbuka dan berani membuka mata partai Nasdem supaya berpikir dan bersikap secara berani dengan segala konsekuensinya nanti.
Coba bayangkan kalau benar terjadi bahwa Anies gagal mendapat dukungan dan Nasdem lari ke hati lain, maka bisa jadi Nasdem itu bermain dua kaki.Â