Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

3 Alasan Mengapa Adian Napitupulu Berbicara tentang Suara Tergerus

9 Juli 2023   12:25 Diperbarui: 9 Juli 2023   12:33 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 alasan mengapa Adian berbicara tentang suara tergerus | Dokumen diambil dari mengerti.id

Demikian juga beberapa lembaga survei lainnya memperlihatkan posisi yang sama ditempatkan oleh Ganjar dan Prabowo, sedangkan Anies selalu menempati posisi ketiga.

2. Analisis Adian tentang tren dan psikologi pemilih.

Apakah ketika rilisan data hasil survei yang terus menunjukkan angka yang semakin menurun itu dapat memberikan kemungkinan jaminan psikologis kepada pemilihnya.

Nah, itu rupanya yang paling berat. Karena masing-masing partai tidak ingin kalah. 

Oleh karena itu, mereka akan selalu mengamati dan menganalisis perubahan angka-angka dari berbagai lembaga survei itu.

Ketidakpastian koalisi perubahan dalam mengusung wakil presiden yang akan mendampingi Anies menjadi satu masalah tersendiri.

Tapi, tentu saja pada saatnya siapa wakil yang akan mendampingi Anies pasti akan diumumkan. 

Sangat mungkin bahwa survei akan dilakukan dan perubahan akan kembali terlihat.

3. Metode dan pendekatan yang salah.

Tidak terlalu jelas apa yang dikatakan Adian, tapi suara tergerus itu lebih karena salah metode dan pendekatan. 

Ketergerusan suara dari Anies bisa saja karena cara pandang dan penilaian dari Adian saja, padahal bisa saja Anies memiliki basis suara yang tidak pernah diketahui tapi sangat mendukung koalisi perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun