Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sistem PLTS OFF-Grid dan Dilema SDM

8 Juli 2023   20:11 Diperbarui: 10 Juli 2023   09:11 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petugas memasang panel surya di atap. Sumber: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa via kompas.com

Sistem PLTS Off-Grid tidak bisa diterapkan di desa-desa tanpa masyarakat pemakai secara memadai memahami elemen-elemen dasarnya | Ino Sigaze.

Sorotan topik pilihan Kompasiana kali ini sangat menggugat nalar untuk berpikir ulang tentang kemungkinan lain dari sarana penerangan yang efektif dan ramah lingkungan. Sejak tahun 1992 saya pernah mengenal elemen surya sebagai sumber tenaga listrik.

Saat itu ada bantuan yang sangat masif ketika Flores dilanda gempa bumi yang dahsyat. Namun, pada waktu itu sangat terbatas dalam kaitannya dengan informasi tentang PLTS.

Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya lebih memfokuskan diri pada istila PLTS off-Grid. PLTS Off-Grid adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Off-Grid.

Istilah itu sendiri sebenarnya merujuk pada sistem pembangkit listrik tenaga surya yang bekerja secara mandiri atau tidak terhubung ke jaringan listrik umum atau grid.

PLTS Off-Grid umumnya digunakan di daerah terpencil, pedalaman, atau wilayah yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik konvensional. Sistem ini memanfaatkan energi matahari yang dikumpulkan oleh panel surya untuk menghasilkan listrik yang dapat digunakan secara lokal.

Kenyataan PLTS Off-Grid pada kenyataannya sudah diterapkan di Flores sejak tahun 1992. Namun, dalam perjalanan waktu tidak lagi diminati karena perawatan dari tenaga ahli sama sekali tidak ada. 

Bahkan tidak ada satu orang desa pun yang mengenal secara baik elemen-elemen dasar dari PLTS Off-Grid.

Sampai saat ini masih ada sebagian orang yang menggunakan PLTS, namun mereka tidak terlalu mengerti elemen dasar. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan diuraikan juga elemen dasar dari PLTS OFF-Grid:

Beberapa elemen penting yang perlu diketahui masyarakat terkait PLTS Off-Grid:

1.   Panel Surya: Terdiri dari rangkaian panel surya yang menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik.

2.   Baterai: Digunakan untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya untuk digunakan saat matahari tidak tersedia atau pada malam hari.

3.   Pengontrol Muatan Baterai: Mengatur aliran energi antara panel surya dan baterai untuk mencegah overcharging atau Überladung.

4.   Inverter: Mengubah energi listrik searah (DC) dari panel surya dan baterai menjadi energi listrik bolak-balik (AC) yang digunakan untuk keperluan listrik di rumah atau bangunan.

5.   Pemutus Beban: Menyambung atau memutuskan aliran listrik dari sistem off-grid ke beban listrik seperti lampu, peralatan elektronik, atau sistem pemanas.

PLTS Off-Grid merupakan solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil. Namun, kapasitas dan keandalan sistem terbatas tergantung pada ukuran panel surya dan kapasitas penyimpanan baterai yang digunakan.

Berdasarkan kenyataan di desa-desa di Flores umumnya, tampak masyarakat berhadapan dengan beberapa kendala seperti ini:

Pertama, biaya: Biaya awal pemasangan PLTS Off-Grid bisa cukup tinggi, termasuk biaya panel surya, baterai, inverter, dan komponen pendukung lainnya. 

Desa-desa dengan sumber daya terbatas mungkin kesulitan untuk membiayai instalasi awal yang mahal. Total biaya di Flores pada tahun 1992 sebesar 1.500.000 rupiah.

Kedua, aksesibilitas: Desa-desa terpencil seringkali sulit dijangkau oleh transportasi dan infrastruktur yang memadai. Pengiriman dan instalasi komponen PLTS Off-Grid bisa menjadi tantangan dalam hal logistik dan aksesibilitas ke lokasi yang diinginkan. Sering juga terjadi, ketika dalam perjalanan, lempengan surya ditemukan retak.

Ketiga, kapasitas Penyimpanan Energi Terbatas: Kapasitas penyimpanan baterai pada PLTS Off-Grid memiliki batasan.

Jika desa mengalami kebutuhan daya yang tinggi atau jika tingkat sinar matahari rendah untuk jangka waktu yang lama, maka baterai mungkin tidak mampu menyimpan dan menyediakan daya yang cukup untuk kebutuhan seluruh desa. Ada kesan pemakaian melampaui daya yang disediakan.

Keempat, pemeliharaan dan Perawatan: PLTS Off-Grid memerlukan pemeliharaan rutin dan perawatan yang tepat agar sistem tetap berfungsi dengan baik.

Desa-desa dengan keterbatasan sumber daya manusia dan akses ke layanan teknis mungkin menghadapi kesulitan dalam memelihara dan memperbaiki sistem secara efektif. Mencoba memperbaiki mesti tidak tahu apa-apa.

Kelima, kesadaran dan Pendidikan: Kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai energi terbarukan dan PLTS Off-Grid penting untuk mengadopsi teknologi tersebut.

Pendidikan dan pelatihan mengenai pengoperasian dan pemeliharaan sistem juga diperlukan agar desa-desa dapat mengoptimalkan penggunaan PLTS Off-Grid.

Meskipun ada beberapa kendala, PLTS Off-Grid, kita tetap bisa mengatakan bahwa PLTS Off-Grid tetap menjadi solusi yang potensial untuk memenuhi kebutuhan listrik di desa-desa terpencil.

Dengan upaya yang tepat dalam hal pendanaan, aksesibilitas, pendidikan, dan pemeliharaan, pemasangan PLTS Off-Grid dapat membantu meningkatkan akses listrik dan memperbaiki kualitas hidup di desa-desa.

Sistem PLTS Off-Grid dan dilema SDM | Dokumen diambil dari: Hornbach.de.
Sistem PLTS Off-Grid dan dilema SDM | Dokumen diambil dari: Hornbach.de.

Secara umum, ketahanan sistem PLTS Off-Grid pada musim hujan tergantung pada faktor-faktor berikut:

Kapasitas penyimpanan energi baterai pada sistem PLTS Off-Grid dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan jenis baterai yang digunakan. Dalam kondisi musim hujan atau saat sinar matahari rendah, produksi energi dari panel surya akan berkurang, sehingga kemampuan sistem untuk menyimpan dan menyediakan daya listrik akan terpengaruh.

1.   Ukuran dan Kapasitas Baterai: Semakin besar kapasitas baterai, semakin lama sistem dapat bertahan. Kapasitas baterai diukur dalam ampere-jam (Ah) atau kilowatt-jam (kWh). Misalnya, jika sistem memiliki baterai dengan kapasitas 10 kWh, dan kebutuhan daya harian desa adalah 5 kWh, maka sistem tersebut bisa bertahan selama sekitar 2 hari dengan kapasitas penuh baterai.

2.   Konsumsi Daya: Tingkat konsumsi daya di desa juga mempengaruhi lamanya sistem PLTS Off-Grid dapat bertahan. Semakin tinggi konsumsi daya, semakin cepat baterai akan terkuras.

 Desa dengan kebutuhan daya yang rendah atau efisiensi energi yang baik mungkin dapat memperpanjang waktu operasi sistem selama musim hujan. Terkadang masyarakat menggunakan arus yang terbatas itu juga untuk memasak makanan.

3.   Efisiensi Sistem: Efisiensi konversi energi dari panel surya ke baterai dan dari baterai ke beban juga memengaruhi daya yang tersedia. Semakin tinggi efisiensi sistem, semakin optimal penggunaan energi yang dihasilkan oleh panel surya dan tersimpan di baterai.

Hal yang perlu diketahui yakni bahwa pada waktu tertentu ketahanan sistem PLTS Off-Grid seperti pada musim hujan dapat bervariasi dan sangat tergantung pada kondisi spesifik setiap instalasi.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan bahwa sebaiknya melakukan perhitungan dan perencanaan yang cermat untuk menentukan ukuran baterai yang sesuai dengan kebutuhan daya di setiap rumah atau bangunan dan kondisi lingkungan setempat.

Untuk hal-hal seperti itu, sebenarnya desa sangat membutuhkan kesempatan untuk sosialisasi dan pencerahan kepada masyarakat.

Pertanyaannya, apakah dengan kenyataan listrik saat ini yang cenderung padam, menjadikan sistem PLTS Off-Grid semakin diminati masyarakat desa?

Jika pada kenyataannya sistem PLTS Off-Grid adalah sistem yang ramah lingkungan, maka sebaliknya masyarakat kita perlu mempertimbangan lagi kemungkinan yang lebih efektif dan bermanfaat.

Salam berbagi, Ino, 8.07.2023.

Sumber: wikipedia.org dan phocos.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun