2. Â Baterai: Digunakan untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya untuk digunakan saat matahari tidak tersedia atau pada malam hari.
3. Â Pengontrol Muatan Baterai: Mengatur aliran energi antara panel surya dan baterai untuk mencegah overcharging atau Ãœberladung.
4. Â Inverter: Mengubah energi listrik searah (DC) dari panel surya dan baterai menjadi energi listrik bolak-balik (AC) yang digunakan untuk keperluan listrik di rumah atau bangunan.
5. Â Pemutus Beban: Menyambung atau memutuskan aliran listrik dari sistem off-grid ke beban listrik seperti lampu, peralatan elektronik, atau sistem pemanas.
PLTS Off-Grid merupakan solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil. Namun, kapasitas dan keandalan sistem terbatas tergantung pada ukuran panel surya dan kapasitas penyimpanan baterai yang digunakan.
Berdasarkan kenyataan di desa-desa di Flores umumnya, tampak masyarakat berhadapan dengan beberapa kendala seperti ini:
Pertama, biaya: Biaya awal pemasangan PLTS Off-Grid bisa cukup tinggi, termasuk biaya panel surya, baterai, inverter, dan komponen pendukung lainnya.Â
Desa-desa dengan sumber daya terbatas mungkin kesulitan untuk membiayai instalasi awal yang mahal. Total biaya di Flores pada tahun 1992 sebesar 1.500.000 rupiah.
Kedua, aksesibilitas: Desa-desa terpencil seringkali sulit dijangkau oleh transportasi dan infrastruktur yang memadai. Pengiriman dan instalasi komponen PLTS Off-Grid bisa menjadi tantangan dalam hal logistik dan aksesibilitas ke lokasi yang diinginkan. Sering juga terjadi, ketika dalam perjalanan, lempengan surya ditemukan retak.
Ketiga, kapasitas Penyimpanan Energi Terbatas: Kapasitas penyimpanan baterai pada PLTS Off-Grid memiliki batasan.
Jika desa mengalami kebutuhan daya yang tinggi atau jika tingkat sinar matahari rendah untuk jangka waktu yang lama, maka baterai mungkin tidak mampu menyimpan dan menyediakan daya yang cukup untuk kebutuhan seluruh desa. Ada kesan pemakaian melampaui daya yang disediakan.