Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selangkah demi Selangkah

7 Juli 2023   14:32 Diperbarui: 7 Juli 2023   14:36 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tertatih melangkah dari lereng gunung yang belum diberi nama. Terlihat puncak dari kejauhan dibalut awan, tinggi dan sunyi.

Cadas-cadas pada pagi hari itu berlumuran embun. Terlihat licin dan ada sinyal bahaya.

Waspada mulai dari langkah pertama hingga di puncak.

Cadas menuju puncak | Dokumen pribadi oleh Ino.
Cadas menuju puncak | Dokumen pribadi oleh Ino.

Meraih puncak dimulai dengan langkah pertama. Menepis lelah dimulai dengan keputusan tanpa melihat jauh ke depan.

Fokus pada telapak kaki sendiri dari waktu ke waktu saat melukis jejak di atas punggung batu cadas, itu pesan suara dari bisikan hati yang sedang dilema.

Dilema ingin meraih puncak, namun terasa di depan mata masih terbentang cerita tak beraturan. Ibarat batu-batu cadas yang pernah pecah dan retak, lalu tertanam tanpa arah.

Sendiri punya mata dan cara pandang, tentukan langkah selanjutnya tanpa berlama-lama. Hilangkan rasa takut dengan mengambil langkah yang pasti berikutnya.

Puncak hanya akan semakin dekat, jika langkah tidak pernah berhenti di tengah jalan. Selangkah demi selangkah, semakin dekat ke puncaknya.

Medjugorje dan letupan imajinasi menuju puncak mewariskan kata-kata dan pengalaman selangkah demi selangkah.

Puncak akan semakin dekat, ketika selangkah demi selangkah tidak lelah dan berhenti di pinggir jalan. Tak perlu juga menoleh ke belakang dan menulis cerita pencapaian terkini dan sekarang.

Bersyukur dari selangkah demi selangkah, tiba di puncak ketika kembang itu mekar di sana. Mekar di puncak karena selangkah demi selangkah.

Keindahan berada di akhir dari sesi pahit yang penuh lelah.

Jangan lupa, selangkah demi selangkah, semua akan tercapai dan akan ada mekar di puncak.

Salam berbagi, Ino, 7 Juli 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun