Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspada dan Kenali Modus Hipnotis - Penipuan Terbaru Saat Ini

29 Juni 2023   04:23 Diperbarui: 29 Juni 2023   04:24 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada dan kenali modus hipnotis-penipuan terbaru saat ini | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze

Seminggu yang lalu, saya mendengar cerita dari beberapa orang di Indonesia terkait aksi penipuan yang terjadi baru-baru ini. Aksi licik tersebut dilakukan di kota-kota dengan sasaran utama orang tua yang berusia 60 tahun ke atas.

Cerita dari beberapa korban memberikan petunjuk awal berdasarkan nomor telepon. Pelaku sudah memiliki nomor telepon korban yang kemungkinan ia peroleh dari orang lain.

Pelaku tidak segan-segan menelepon dan mengatakan bahwa mereka akan datang ke rumah sebagai tim medis yang melakukan pemeriksaan lanjutan. 

Pengalaman korban membuktikan bahwa ketika menerima telepon dari pelaku, mereka merasa tidak memiliki alasan untuk menolak karena alasan kesehatan yang selalu dianggap penting.

Pelayanan gratis sekali lagi menjadi tawaran yang sangat menarik bagi orang-orang tua. Oleh karena itu, kemungkinan pelaku dan korban dalam percakapan tersebut akan segera menemukan jadwal perjumpaan untuk pemeriksaan medis.

Pelaku berperilaku sangat dipercaya. Ia datang tepat waktu dan membawa beberapa alat medis. Yang unik adalah bahwa korban diminta untuk sedikit membungkuk, kemudian pelaku menepuk tengkuk mereka, dan saat itu terjadi komunikasi bawah sadar antara pelaku dan korban.

Tindakan medis untuk pemeriksaan berhenti sampai di situ. Selanjutnya adalah aksi penipuan, di mana pelaku akan meminta korban membawa ATM dan pergi bersama-sama ke bank untuk menarik uang.

Anehnya, tidak ada protes dari pihak korban. Semua permintaan pelaku pasti akan dituruti. Ya, namanya juga terkena hipnotis.

Resikonya adalah bahwa pelaku akan memimpin korban untuk mengambil semua uang yang ada di rekening. Jadi, jika sudah terkena hipnotis, maka uang di rekening, berapapun jumlahnya, pasti akan diambil oleh penipu itu.

Modus penipuan ini dilakukan dengan sangat santun. Bahkan, pelaku sering datang dengan kedok sebagai orang beragama, mengenakan simbol keagamaan tertentu yang diyakini oleh orang tua bahwa orang tersebut adalah orang baik, murah hati, dan tidak sombong.

Tidak hanya aksi penipuan ini yang sedang marak terjadi saat ini di beberapa kota besar di Indonesia, tetapi juga sebagian besar pelakunya adalah perempuan.

Ketika mendengar cerita ini, rasanya sangat mengerikan, terutama bagi orang tua yang mungkin sudah lemah ingatan. Kemungkinan besar para orang tua ini akan menjadi target utama.

Bahkan terasa sangat menakutkan karena mereka tidak hanya menelepon sebelumnya, tetapi juga bisa datang langsung ke rumah. Ketika membuka pintu dan berkomunikasi dengan mereka, entah bagaimana caranya, korban pasti akan langsung dihipnotis.

Pemilik rumah yang merupakan orang tua akan dengan ramah mempersilahkan pelaku masuk ke rumah, dan selanjutnya korban akan diarahkan oleh pelaku untuk pergi ke ATM dan mengambil uang.

Semua itu dilakukan dalam keadaan tidak sadar karena korban telah dihipnotis oleh pelaku. Bayangkan betapa berbahayanya bagi orang tua yang tinggal sendirian di rumah mereka.

Oleh karena itu, beberapa hal penting yang perlu segera dilakukan adalah:

1. Pihak keamanan perlu segera mengamati dan menyelidiki situasi ini, terutama di kota di mana kasus ini terjadi, yaitu di kota Malang, Jawa Timur.

2. Perlu ada pemberitahuan agar waspada terhadap orang-orang yang tidak dikenal yang datang bertamu.

3. Para tetangga dari orang tua yang rentan perlu bertanggung jawab untuk memperhatikan perilaku tamu yang datang dengan modus pemeriksaan kesehatan.

4. Informasi ini perlu dihembuskan agar pelaku segera ditangkap dan jumlah korban tidak bertambah.

5. Masyarakat dihimbau agar tidak segan melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang.

6. Pasal 378 KUHP dapat menjadi acuan terkait tindakan kebohongan yang merugikan orang lain.

Krisis dan kesulitan hidup yang dihadapi masyarakat di kota-kota mungkin tidak dapat dihindari. Bahkan, kebutuhan hidup mereka tidak sebanding dengan pendapatan yang dapat mereka peroleh.

Mengapa fenomena sosial terkait penipuan dan hipnotis perlu dikaji lebih dalam? Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Apakah karena tekanan ekonomi dan krisis yang memaksa sebagian orang melakukan serangkaian kebohongan yang merugikan orang lain?

Mungkin tema ini perlu mendapatkan perhatian lebih banyak, agar kita dapat mengetahui apa yang ada di balik praktik hipnotis dan penipuan ini.

Lebih terhormat untuk mencari penghidupan dengan menjual makanan di gerobak di jalanan, daripada mengetuk pintu rumah orang yang tidak berdaya dan mencuri hartanya.

Lebih terhormat untuk menjual sayur kangkung di pinggir jalan, daripada melakukan korupsi uang negara. 

Bayangkan ada orang yang terjepit karena tekanan ekonomi dan akhirnya memilih untuk menipu, tetapi ada pula yang hidup mewah tetapi mencuri miliaran uang rakyat tanpa ada penyesalan.

Salam berbagi, Ino, 29 Juni 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun