Bayangkan saja berapa jumlah penduduk Indonesia dan berapa jumlah kertas yang dibutuhkan untuk hal tersebut. Belum lagi penggunaan plastik untuk proses laminating.
Prinsip yang sama berlaku untuk penggunaan plastik bagi semua penduduk yang membutuhkan SIM. Namun, jika pemberlakuan SIM seumur hidup diputuskan, berapa besar penghematan kertas dan plastik yang dapat dirasakan dan digunakan untuk keperluan lain yang lebih penting dan bermanfaat.
Saya masih ingat pada tahun 2016 ketika pulang dari liburan, saya pergi ke kantor polisi untuk urusan SIM. Akhirnya, saya pulang dengan tangan kosong hanya karena kertas khusus tersebut belum tersedia di kota saya.
Jelaslah bahwa kebutuhan akan kertas khusus tidak dapat digantikan dengan kertas lainnya. Langkah penghematan kertas perlu dilakukan sejak sekarang. Lebih baik mengeluarkan sejumlah ton kertas untuk seumur hidup daripada harus mengeluarkan berbagai ton kertas khusus setiap 5 tahun.
3. Pelestarian Lingkungan melalui Pengurangan Konsumsi Kertas dan Plastik
Gagasan SIM seumur hidup tentu saja secara langsung memberikan dampak pada masalah lingkungan alam. Sebagai contoh, penghematan kertas pasti akan berdampak pada pengurangan penebangan pohon dan bambu, yang merupakan sumber bahan untuk pembuatan kertas.
Kita tahu bahwa bambu juga merupakan jenis pohon yang dapat menyimpan air. Mata air perlu dilindungi agar tetap menjadi sumber air yang mengalir untuk dikonsumsi oleh manusia, hewan, dan tumbuhan di sekitarnya.
Dalam hal ini, opsi SIM seumur hidup sebenarnya menunjukkan komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan alam kita sendiri.
Kebijakan pemerintah saat ini seharusnya mempertimbangkan perlindungan lingkungan hidup dan kelestariannya. Sebaliknya, bayangkan jika 100 juta penduduk Indonesia harus memperpanjang SIM mereka dan membuang 100 juta SIM tersebut atau membakarnya, maka akan terjadi polusi udara dan lingkungan yang besar.Â
Kemana plastik-plastik tersebut akan dibuang? Hal tersebut jelas berdampak pada lingkungan kehidupan manusia.
Dari situ, saya berpikir bahwa saatnya masyarakat Indonesia mendukung kebijakan pemerintah yang memiliki dampak kecil pada lingkungan dan kehidupan alam kita sendiri.