Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Logo IKN Nusantara dan Imajinasi Filosofis Pohon Hayat

31 Mei 2023   16:46 Diperbarui: 2 Juni 2023   10:24 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peluncuran logo baru Ibu Kota Nusantara (IKN). Sumber: Dok. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk via kompas.com 

Logo IKN Nusantara resmi dipublikasikan, sejumlah tafsiran datang dengan imajinasi filosofis yang berbeda, ada apa dibalik pohon Hayat? | Ino Sigaze

Jagat media sosial di Indonesia sedang ramai dengan pemberitaan tentang Jokowi yang meresmikan logo IKN Nusantara. Logo IKN ini dirancang oleh seorang desainer asal Bandung, Aulia Akbar.

Dalam beberapa pemberitaan tersebut, saya mendengar penjelasan singkat tentang logo ini dan filosofi di baliknya. Dalam logo IKN, terdapat 5 tiang yang melambangkan 5 Sila Pancasila. 

Lima Sila Pancasila tersebut menopang 7 pulau besar, dan di bagian atasnya terdapat 17 cabang. Angka 17 ini mengingatkan bangsa ini akan Proklamasi Kemerdekaan.

Sebagai seorang desainer, tentunya Aulia Akbar memiliki visi sendiri yang setidaknya mencerminkan jiwa bangsa ini. Menariknya, secara keseluruhan, logo IKN Nusantara terinspirasi dari pohon Hayat.

Pohon Hayat tumbuh hampir di semua daerah di Indonesia dan bisa menjadi pohon terbesar di antara semua jenis pohon yang tumbuh di Indonesia. Tidak hanya ukuran batangnya yang besar, pohon Hayat juga memiliki banyak akar, dahan yang lebat, dan menyerupai payung.

Saya setuju dengan Aulia Akbar tentang filosofi pohon Hayat sebagai simbol bahwa IKN akan menjadi ibu kota Negara Nusantara yang akan melindungi kita semua.

Oleh karena itu, tulisan ini mencoba untuk mengkaji lebih detail tentang logo IKN dari berbagai sudut pandang, seperti bahasa dan budaya masyarakat Indonesia dalam melihat pohon Hayat.

Pohon Hayat: Nama dan Maknanya 

Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal pohon Hayat juga dengan nama pohon Kalpataru. Kalpataru berarti keinginan. Sedangkan Hayat berasal dari bahasa Arab yang berarti hidup. 

Dalam literatur bahasa Jerman, saya membacanya dengan kagum karena Hayat berarti "das Leben" atau hidup.

Das Leben, atau hidup, maka pohon Hayat berarti pohon hidup atau pohon kehidupan. Tetapi pertanyaannya adalah kehidupan seperti apa?

Dalam artikel, kata "Leben" secara jelas merupakan artikel netral "das". Dalam konsep bahasa Jerman, "das" adalah artikel netral. Saya setuju dengan pemahaman ini karena saya berpikir filosofi dari pohon Hayat atau pohon kehidupan itu akan memiliki makna yang mendalam ketika mencerminkan arti kata tersebut.

Hidup yang merangkul semua tentu saja adalah hidup yang netral. Konsep netralitas itulah yang membuat IKN dipindahkan ke tengah-tengah wilayah Indonesia. 

Logo IKN Nusantara dan Imajinasi Filosofis pohon Hayat | Dokumen diambil dari: kataKita
Logo IKN Nusantara dan Imajinasi Filosofis pohon Hayat | Dokumen diambil dari: kataKita

Namun, netralitas tidak hanya tentang tata letak geografis, tetapi juga tentang prinsip hidup bersama dalam konteks keberagaman yang ada di Indonesia.

Melalui IKN Nusantara, harapan baru tumbuh bahwa ada keadilan. Di sana, tidak menonjolkan artikel tentang pohon "der Baum" atau pohon dengan kekuasaannya, atau untuk menunjukkan feminitasnya "die Stadt" (kota), tetapi tentang hidup "das Leben".

Soal hidup yang perlu diperhatikan adalah soal hidup manusia, soal kehidupan rakyat bangsa ini. Dari sudut pandang lain, aksen refleksi seperti ini sebenarnya akan membantu kita memahami lebih dalam pemahaman bangsa ini terkait filosofi logo IKN itu sendiri.

Netralitas tidak hanya terkait dengan kehidupan, tetapi juga terkait dengan urusan kota "die Stadt" dan lingkungan. Netral dalam hal ini dapat diartikan sebagai pembangunan yang merata untuk kemajuan bersama tanpa kesan sentralitas.

Pohon Hayat dalam pemahaman budaya

Saya yakin pohon Hayat adalah pohon unik yang memiliki banyak nama dan cerita. Dalam tulisan ini, saya mencoba menyoroti nama dan cerita tentang pohon Hayat dari latar budaya orang Flores.

Di daerah saya, pohon Hayat disebut sebagai pohon beringin. Pohon ini sangat rimbun dan umumnya tumbuh di daerah-daerah dengan penduduk.

Terdapat banyak ritual adat di kampung-kampung yang masih terkait dengan pohon Hayat. Misalnya, di Ende terdapat ritual menyambut kelahiran bayi yang ari-arinya dibawa ke pohon Hayat.

Di sana, terdapat istilah "tu huni". Mengapa demikian? Tentu saja, di balik itu terdapat keyakinan bahwa bayi yang baru lahir akan dilindungi, kuat, dan hidup.

Namun, di beberapa daerah lain, terdapat juga ritual pemakaman orang mati di mana jenazahnya dibungkus dan digantung di pohon Hayat.

Tidak mengherankan bahwa pohon Hayat selalu diasosiasikan dengan pohon yang seram dan menakutkan. Banyak orang juga percaya bahwa di sana terdapat kekuatan roh yang hidup.

Uniknya, orang Ende menyebut pohon Hayat dalam bahasa daerah mereka dengan sebutan "puu Zeze". "Puu" berarti pohon, tetapi juga berarti pangkal, sedangkan "zeze" berarti mendengarkan. Jadi, secara harfiah, itu berarti pohon yang bisa mendengarkan.

Refleksi budaya yang berbeda dapat menjadi unsur pelengkap dari filosofi pohon Hayat yang umum diketahui dan dihubungkan dengan IKN Nusantara.

Mungkin nama dalam bahasa Ende akan menjadi satu simbol spiritualitas dari IKN Nusantara. Hal ini bukan hanya tentang menjaga netralitas, tetapi juga tentang ibu kota yang dapat mendengarkan.

Pesan tentang mendengarkan itu, jika dipahami dalam bahasa Jerman, akan sangat mendukung pemahaman tentang nama Hayat itu sendiri. Das Hören (pendengaran) mungkin akan menjadi unsur penting dalam visi maju Indonesia.

Bayangkan seseorang yang hidup tanpa pendengaran, maka ia akan merasa tidak berdaya. Tentu saja, dia tidak dapat lagi terhubung. Jeritan rakyat tidak akan dapat didengarnya, diskusi dan polemik yang sedang berlangsung tidak dapat ditanggapi karena memang ia tidak mampu mendengar.

Tafsiran logo IKN Nusantara yang terlupakan

Konsep dan filosofi logo IKN Nusantara memang secara mendasar sudah menyentuh angka-angka penting dalam sejarah bangsa ini. Namun, tidak kalah pentingnya juga jika ada tafsiran lain terkait logo yang sama.

Saya tidak hanya melihat angka 17 saja, tetapi bahwa 17 itu tumbuh dari sebuah sentral yang bulat dengan imajinasi yang tampaknya membias ke luar.

Imajinasi saya terbawa pada gagasan tentang matahari yang sedang bersinar dari Timur. Basis dari pancaran cahaya tersebut adalah satu titik sentral yang putih dan bersih di tengahnya.

Di situlah saya memahaminya sebagai simbol dari kebulatan tekad anak bangsa ini dengan dasar kejujuran hati untuk membangun negeri Indonesia tercinta ini.

Bangsa ini ingin tetap bersinar, jika berdiri tegak atas dasar akar dan landasan 5 Sila Pancasila. Bayangan keindahan selalu menjadi latar belakang yang tidak bisa disangkal.

Tiang penyangga bangsa ini tidak pernah goyah diterpa keinginan (Kalphataru), asalkan seluruh rakyat bangsa ini berada dalam satu payung hukum dan landasan Bhineka Tunggal Ika yang dipahami secara baik dan benar.

Imajinasi angka-angka dalam logo IKN Nusantara

Ada angka 5, 7, dan 17. Apakah ada prediksi terkait angka-angka ini? Jika ditambahkan, maka akan menjadi 29. Mungkinkah itu menunjukkan tahun 2029 ketika Indonesia menjadi negara maju?

Jika dikalikan, maka akan mencapai angka 595. Apakah itu menandakan keruntuhan Indonesia? Bangsa ini pernah dijajah selama 350 tahun, bangsa ini telah menikmati usia kemerdekaannya hampir 77 tahun, yang berarti tersisa 168 tahun.

Apakah yang akan terjadi ketika Indonesia mencapai usia 595 tahun? Apakah sudah menjadi negara besar yang mempengaruhi seluruh dunia?

Dalam waktu tinggal 168 tahun, dalam kurun waktu tersebut, mungkinkah Indonesia telah menjadi negara maju dengan kekuatan super powernya?

Angka 595 dalam penelusuran pribadi ditemukan bahwa angka 595 adalah kombinasi dari getaran karakteristik angka 5 dan angka 9, di mana angka 5 berpeluang muncul dua kali.

Angka 5 menandakan pilihan hidup yang positif, zona perubahan besar, kemajuan dan motivasi hidup, pembebasan dan dedikasi, serta merangkul peluang baru yang sangat menjanjikan.

Sedangkan angka 9 menunjukkan atribut kemanusiaan dan altruisme, cahaya dan pencerahan, kebangkitan spiritual, kebijaksanaan spiritual, dan hukum spiritual universal.

Tafsiran dan imajinasi manusia datang dari kebebasannya untuk berpendapat. Oleh karena itu, siapa pun dapat membaca dan menafsirkannya serta mengukur tingkat objektivitas berdasarkan literatur yang ada dan analisis yang mungkin dapat diberikan.

IKN Nusantara pasti akan tetap berjaya seperti pohon Hayat, pohon Kehidupan yang menaungi dan melindungi semua dengan pancaran cahaya kebijaksanaan yang adil, makmur, dan sejahtera.

Salam berbagi, ino, 31.05.2023.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun