Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kisah Inspiratif Mengapa Orang Perlu Bersyukur dan Memberi

30 Mei 2023   12:06 Diperbarui: 31 Mei 2023   08:56 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan menyediakan hal indah kepada seseorang dengan kualitas hati yang tulus. Melalui orang lain, Tuhan akan memberi kepadanya yang terbaik.

Coba perhatikan berapa banyak orang yang suka memberi di bumi ini menjadi miskin dan menderita? Cerita yang umumnya adalah bahwa semakin memberi dengan tulus hati, mereka semakin menerima.

Memberi itu menyembuhkan

Dalam bahasa Jerman ada ucapan seperti ini, "Geben ist heiliger als nehmen." Terjemahan Indonesia biasanya dimengerti seperti 'memberi itu lebih baik dari menerima'. Sebenarnya bukan sekedar "lebih baik", tetapi memberi itu sebenarnya punya ciri kekudusannya (heilig). Kalau kita perhatikan lebih detail lagi dalam kata heilig itu, ada frasa heil yang berarti sembuh.

Saya memahami hubungan kata ini, berangkat dari pengalaman pribadi seminggu yang lalu. Sudah beberapa bulan, saya merasakan ada sesuatu yang aneh pada bagian perut saya. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk melakukan gastroskopi atau Magenspiegelung.

Dalam perjalanan ke tempat pemeriksaan di kota Mainz, tiba-tiba saya seperti tidak peduli pada seseorang pria yang sedang duduk di pinggir jalan lalu meminta uang. Anehnya beberapa langkah setelah itu, hati saya begitu menyesal, kenapa saya tidak bisa memberinya sedikit koin.

Sekitar 20 meter kemudian, saya berpapasan dengan seorang ibu yang sedang mendorong Kinderwagen atau kereta bayinya. Ia berhenti di depan saya dan menyapa dengan sapaan khusus yang membuat saya sungguh tercengang. Kata hati saya saat itu, "dari mana dia tahu bahwa saya seorang Karmelit."

Saya belum pernah bertemu dan berkenalan dengan ibu  itu sebelumnya. Dia berbicara dengan bahasa yang tidak saya mengerti, cuma dua kata yang saya mengerti "Help me!".

Saya lalu mengambil sedikit dari yang saya punya dan memberinya. Lalu, ia mengucapkan terima kasih sepertinya dalam bahasa yang belum saya dengar, mungkin dalam bahasa arab atau aram.

Setelah itu, hati saya begitu ringan dan ada rasa syukur yang berlimpah karena saya bisa sedikit memberi. Tentu saja saya kembali merasakan kecemasan terkait ketidaknyaman perut.

Dugaan saya semakin aneh, sekurang-kurang pasti ada hal yang aneh di dalam perut saya. Satu jam kemudian setelah sadar dari Narkose, saya dipanggil ke ruang dokter untuk membicarakan hasil pemeriksaan hari itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun