Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

4 Alasan Jakarta Menjadi Kota Pilihan Para Pendatang

6 Mei 2023   22:01 Diperbarui: 10 Mei 2023   21:08 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan kota Jakarta | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

Jakarta, bukan cuma kisah tentang namanya, tapi tentang perjuangan hidup dan keterampilan yang harus dimiliki untuk para pendatang di sana | Ino Sigaze.

Sorotan topik pilihan tentang "Keterampilan Para Pendatang" memang sangat menarik, apalagi jika dikaitkan dengan pilihan kota tujuan para pendatang. 

Jakarta tentu saja menjadi pilihan utama sebagian besar pendatang. Tentu ada alasannya, mengapa Jakarta menjadi kota pilihan para pendatang?

Berikut ini ada beberapa alasan:

1. Jakarta diumpamakan dengan kota serba ada

Seperti apa konsep orang tentang Jakarta? Umumnya Jakarta selalu dilihat sebagai kota serba ada. Ibu kota Jakarta sering menjadi ikon tentang apa yang dicari oleh semua manusia.

Nama kota Jakarta itu sendiri seperti sebuah janji bahwa di sana akan ada pekerjaan, di sana akan ada hidup; di sana akan ada pengalaman dan kisah tentang perjuangan hidup.

Oleh konsep tentang Jakarta yang serba ada dan mungkin bagi semua orang, maka orang tidak lagi begitu mendetail melihat tantangan praktis, bagaimana orang harus hidup di Jakarta.

Prinsipnya sederhana, orang datang dulu ke Jakarta; nanti baru cari pekerjaan di sana. Tentu saja, konsep tentang Jakarta serba ada itu tidak bisa begitu saja dimengerti tanpa bekal persiapan tertentu untuk tinggal di sana.

Sebagian besar orang tahu bahwa di Jakarta punya problem kepadatan penduduk, tapi setiap orang yang mau ke Jakarta berpikir bahwa nasib setiap orang berbeda-beda.

Lebih parah lagi, jika ada yang berpikir bahwa di Jakarta itu gampang asal mau kerja sesuatu apa enggak? 

Konsep tentang standar hidup baik memang akan menjadi problem ketika orang mau menjadi pendatang di Jakarta tanpa punya bekal pendidikan dan kreativitas yang bisa diandalkan.

Jadi, jangan gampangan saja melihat bahwa Jakarta itu serba ada, karena untuk memperolehnya orang harus punya kualitas pendidikan, mentalitas, keterampilan dan kreativitas yang bisa diandalkan.

2. Jakarta digambarkan dengan kota dengan sejuta pengalaman berbeda

Para pendatang ke kota Jakarta sudah punya gambaran tentang Jakarta. Gambaran lain selain Jakarta sebagai kota serba ada, tentu saja kota dengan sejumlah pengalaman berbeda.

Mental anak Jakarta mungkin akan berbeda dengan mental anak yang tinggal di kota Ende misalnya. Mentalitas seperti apa?

Mentalitas positif yang bisa diandalkan antara lain bahwa anak-anak yang menjadi pendatang di kota Jakarta tahu seperti apa sulitnya mencari uang dan berjuang hidup di tengah kesulitan hidup.

Berbeda dengan anak-anak yang hidup di kota Ende, semuanya serba datang dari keluarga. Mereka gak perlu mikir tentang harus bekerja ekstra.

Mengubah mental seseorang itu selalu berat, tetapi kebanyakan oleh karena tekanan situasi, maka mental seseorang akan berubah. Dalam perspektif seperti itu sebenarnya ada sisi positifnya juga ketika pernah menjadi pendatang di kota Jakarta.

Gagasan dan kesimpulan di atas berangkat dari pengalaman yang bisa saya timba dari beberapa orang yang saya kenal dan saat ini menetap di Jakarta dan Bandung. 

3. Jakarta sebagai simbol tantangan dan keterampilan

Tidak hanya soal perubahan mental, tetapi juga bahwa ada konsep tentang Jakarta di mana keterampilan itu memberinya hidup di sana.

Sebagian besar pendatang di Jakarta tentu saja tidak punya standar pendidikan yang cukup, tetapi mengapa mereka bisa hidup di sana?

Ya, Jakarta punya banyak kemungkinan pekerjaan bukan cuma untuk orang-orang yang berpendidikan tinggi, tetapi juga untuk mereka yang tamatan sekolah menengah saja.

Keterampilan seperti mengendarai motor misalnya, keterampilan di bagian mesin, keterampilan dalam menyetir mobil sudah bisa menjadi modal untuk menjadi pendatang di Jakarta.

Tentu saja, keterampilan seperti itu tidak akan membawa perubahan nasib yang besar dan menjadikan seseorang akan begitu mapan di Jakarta.

Hidup minimalis mungkin hanya membutuhkan sedikit keterampilan dan keberanian, maka orang sudah bisa hidup di Jakarta. Tapi, hidup seperti itu tidak dianjurkan, karena ada sisi pertarungan hidup yang serba tidak pasti.

Orang bisa hidup hanya dengan keterampilan pangkas rambut di pinggir jalan. Di Jakarta, pendatang bisa hidup hanya dengan bekerja sebagai tukang sol sepatu di pojokan jalan.

Jadi, jika orang ingin menjadi pendatang di kota Jakarta, jangan lupa miliki dulu keterampilan kecil-kecil  yang disertai dengan mimpi besar untuk meraih pendidikan yang lebih baik di sana.

4. Jakarta itu kota para pendatang belajar hidup hemat

Saya mengenal beberapa orang yang hidup sebagai pendatang di Jakarta, lalu kembali ke kampung halaman. Kesaksian mereka tampak jelas sekali bahwa di Jakarta mereka telah belajar hidup hemat.

Setiap pengeluaran perlu dipikirkan dan tidak begitu saja seperti dihamburkan begitu saja. Hidup di Jakarta seperti memberikan pengertian tentang betapa pentingnya suatu rencana hidup dan rencana keuangan.

Mereka tidak pernah lagi makan sesuka hati dan membuang makanan sisa. Mungkin saja mentalitas itu tumbuh karena pengalaman hidup susah di Jakarta.

Jadi sangat jelas bahwa orang harus punya keterampilan praktis sebelum menjadi pendatang di kota Jakarta. 

Memiliki keterampilan praktis dan bekal pendidikan akademis yang berkualitas tentu saja akan lebih menjanjikan untuk menjadi pendatang di Jakarta.

Orang tidak boleh hanya terbius konsep umum tentang Jakarta sebagai kota serba ada. Serba ada itu tidak sama dengan serba pro deo, tetapi di sana orang harus berjuang untuk hidup dengan cara-cara yang baik, jika menginginkan hidup yang lebih baik.

Salam berbagi, ino, 6.05.2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun