Keterampilan seperti mengendarai motor misalnya, keterampilan di bagian mesin, keterampilan dalam menyetir mobil sudah bisa menjadi modal untuk menjadi pendatang di Jakarta.
Tentu saja, keterampilan seperti itu tidak akan membawa perubahan nasib yang besar dan menjadikan seseorang akan begitu mapan di Jakarta.
Hidup minimalis mungkin hanya membutuhkan sedikit keterampilan dan keberanian, maka orang sudah bisa hidup di Jakarta. Tapi, hidup seperti itu tidak dianjurkan, karena ada sisi pertarungan hidup yang serba tidak pasti.
Orang bisa hidup hanya dengan keterampilan pangkas rambut di pinggir jalan. Di Jakarta, pendatang bisa hidup hanya dengan bekerja sebagai tukang sol sepatu di pojokan jalan.
Jadi, jika orang ingin menjadi pendatang di kota Jakarta, jangan lupa miliki dulu keterampilan kecil-kecil  yang disertai dengan mimpi besar untuk meraih pendidikan yang lebih baik di sana.
4. Jakarta itu kota para pendatang belajar hidup hemat
Saya mengenal beberapa orang yang hidup sebagai pendatang di Jakarta, lalu kembali ke kampung halaman. Kesaksian mereka tampak jelas sekali bahwa di Jakarta mereka telah belajar hidup hemat.
Setiap pengeluaran perlu dipikirkan dan tidak begitu saja seperti dihamburkan begitu saja. Hidup di Jakarta seperti memberikan pengertian tentang betapa pentingnya suatu rencana hidup dan rencana keuangan.
Mereka tidak pernah lagi makan sesuka hati dan membuang makanan sisa. Mungkin saja mentalitas itu tumbuh karena pengalaman hidup susah di Jakarta.
Jadi sangat jelas bahwa orang harus punya keterampilan praktis sebelum menjadi pendatang di kota Jakarta.Â
Memiliki keterampilan praktis dan bekal pendidikan akademis yang berkualitas tentu saja akan lebih menjanjikan untuk menjadi pendatang di Jakarta.
Orang tidak boleh hanya terbius konsep umum tentang Jakarta sebagai kota serba ada. Serba ada itu tidak sama dengan serba pro deo, tetapi di sana orang harus berjuang untuk hidup dengan cara-cara yang baik, jika menginginkan hidup yang lebih baik.
Salam berbagi, ino, 6.05.2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H