Senja dibalut awan saat itu. Â Remang-remang kota pun ikut mewarnai selera manusia yang tengah mencari di mana ada hiburan.Â
Hiburan massal dicari manusia, bukan cuma di kota-kota besar, bukan pula cuma di Eropa, tetapi juga di mana saja, termasuk di pelosok-pelosok Indonesia.
Apakah manusia memang makhluk pencari hiburan? Apakah manusia umumya kurang hiburan di rumah mereka sehingga mencari hiburan di kota-kota dan di pusat keramaian?
Tulisan ini lebih merupakan ulasan tentang game rakyat di Frankfurt, Jerman yang dikenal dengan nama Dippemess. Oleh karena itu, baik kalau kita perlu mengenal sedikit sejarahnya.
Sejarah singkat Dippemess di Frankfurt am Main
Tradisi permainan rakyat Jerman itu berasal dari abad ke-14. Pada masa itu Dippemess disebut "Maamess" yang berarti pasar penjualan barang-barang rumah tangga abad pertengahan.Â
Pembuat tembikar datang dari 3 daerah, yakni  Westerwald, Kannebakerland dan Urberach. Orang-orang dari tiga daerah itu datang untuk menjual produk mereka.
Barang-barang yang mereka jual antara lain keramik dan mangkuk. Tampaknya dalam perjalanan waktu cara penjualan mereka semakin diminati oleh orang lainnya.
Oleh karena itu, banyak stan yang juga menyajikan hiburan-hiburan populer lainnya.  Pada tahun 1960-an Dippemess harus dipindahkan lagi ke tempat lain, yaitu  Ratsweg.
Alasannya karena banyaknya peralatan-peralatan besar untuk suatu permainan populer itu tidak bisa lagi ditempatkan di tengah kota.
Hingga hari Dippemess telah menjadi festival rakyat terbesar di Frankfurt. Hal menarik lainnya dari detail sejarah Dippemess adalah terkait dengan pasar dealer yang memberikan informasi fakta penting tentang perjalanan sejarah Dippemess hingga sekarang ini.