Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Gerbang Kemungkinan Indonesia: Analisis Pertarungan Macan Asia dan Eropa

21 April 2023   00:50 Diperbarui: 21 April 2023   00:57 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang kemungkinan Indonesia: analisis pertarngan macan Asia dan Eropa | Dokumen diambil dari ajaib.co.id

Momen Pameran di Hannover semestinya menyisakan cerita meriah pada wajah media Eropa. Sayangnya itu cuma sebatas mimpi anak Indonesia yang berada di Eropa.

Sejak seminggu yang lalu, saya mengintip pesan liar yang mungkin berkeliaran pada media-media Eropa, tapi ternyata, sepi-sepi saja. 

Kehadiran Jokowi dan para jajarannya sepertinya tidak seheboh di Indonesia.

Saya coba mengambil jarak biar tetap melihat jernih seperti apa dan ada apa dengan Indonesia. Teringat lagu dari Peterpan "ada apa denganmu" 

Pameran di Hannover berlalu. Bapak Presiden Jokowi dan jajarannya kembali ke tanah air. 

Berita tentangnya sepi seakan tanpa bekas di Eropa.

Ada apa denganmu, Indonesia?

Pertanyaan musisi Indonesia ini tidak pernah menyentuh konteks politik tanah air, apalagi konteks politik internasional. 

Meskipun demikian, situasi paling aktual tentang hubungan Indonesia dengan Uni Eropa memang perlu dijadikan tema kajian saat ini.

Indonesia saat ini tampaknya sedang memburu investor asing termasuk dalam hal ini investor dari Uni Eropa. 

Apakah dibalik kepentingan investor itu tidak ada nuansa politik?

Hubungan timbal balik tentu saja ada. Tapi, seberapa besar dampaknya itu memang perlu diperhitungkan. 

Indonesia perlu ketahui bahwa gejolak pembatalan ekspor Nikel itu cukup serius dampaknya bagi Uni Eropa.

Tentu tidak semua negara Uni Eropa terkait dengan problem Nikel, kita tahu itu. 

Gelombang protes seperti tentang kebun Sawit di Indonesia memang tidak terasa di Indonesia, tapi di Eropa hal itu dianggap sebagai kekonyolan yang terjadi di Indonesia.

Apakah Uni Eropa takut Indonesia menjadi macan Asia yang mandiri dan bisa mengancam macan lainnya?

Sebuah prediksi terbuka tentang kemungkinan di depan mata selalu saja ada. 

Bagiamana lensa sorotan media Eropa tentang Indonesia?

Kalau diamati secara lebih serius, maka sebenarnya dalam banyak kesempatan, berita tentang Indonesia yang paling viral di Eropa cuma tentang bencana, demonstrasi, sampah plastik dan berita-berita serupa lainnya.

Padahal Indonesia punya sejumlah prestasi secara khusus terkait stabilitas ekonomi sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina. 

Inflasi yang cukup stabil bahkan lebih stabil dari beberapa negara Uni Eropa. Tidak cuma itu Indonesia melalui Bank Indonesia punya target inflasi sebesar 3+1% pada tahun 2023 dan pada tahun 2024: 2,5+1%. (Bdk. www.bi.go.id)

Event-event besar di tengah kondisi global dilanda krisis ini ternyata Indonesia berhasil dengan coretan sejarah yang mengharukan namanya.

G-20 misalnya di Bali berlangsung dengan baik dan aman tanpa cetusan dan letusan. Nah, Indonesia tidak hanya telah menjadi tuan rumah bagi G-20, tetapi juga sebenarnya akan menjadi tuan rumah U-20, tetapi kenapa gagal?

Gelagat permainan "antar Macan" sebenarnya sedang berada di panggung sandiwara yang bisa saling melemahkan. Jika Indonesia lengah, maka isu kecil akan jadi besar dan menghambat. 

Belum pudar dari ingatan, seniman Indonesia jadi bulan-bulanan media Eropa setahun yang silam, gara-gara tafsiran gambar yang meruncing ke konteks antisemitismus di Eropa.

Mengapa bisa seperti itu? Ini bukan soal karya para seniman kita, bukan pula soal tafsiran, tetapi soal sebuah nama "Macan Asia". 

Macan yang taringnya masih rawan dan tumbuh subur dan segar. Macan muda yang bisa menjadi ganas dan menakutkan macan-macan tua dan mapan di laga global.

Apa yang harus Indonesia persiapkan?

Tantangan terberat saat ini yang dihadapi Indonesia sebenarnya bukan hanya terselenggaranya KTT Asean di Labuan Bajo, tetapi juga Pemilu Demokrasi tahun depan.

1. KTT Asean pada 9-11 Mei di Labuan Bajo

KTT Asean di Labuan Bajo tentu saja menjadi sangat penting bagi Indonesia untuk membuktikan "taringnya" kepada negara-negara di Asean.

Ya, Indonesia punya kekuatan pertumbuhan yang signifikan dalam berbagai bidang: Ekonomi, keamanan, politik, sosial, budaya dan pendidikan.

Akan tetapi, Indonesia perlu tetap fokus pada beberapa bidang ini:

1. Pembangunan infrastruktur yang merata ke seluruh provinsi 

2. Pembangunan terfokus pada akses sumber-sumber energi dan kekayaan alam yang terus menekan angka impor negara

3. Gerakan pemberdayaan adat dan budaya yang terhubung dengan basis wisata budaya perlu dikembangkan

4. Gerakan meningkatkan UMKM sampai di desa-desa dengan support dana dan penyuluhan ketrampilan masyarakat

5. Meningkatkan teknologi persenjataan dan sistem pertahanan negara dan agen intelijen.

2. Pemilu 2024

Pemilu demokrasi 2024 tentu saja menjadi satu momen pesta demokrasi yang sangat penting. Indonesia pada momen pemilu 2024 itu seperti sedang memasuki gerbang penentuan yang serius.

Gerbang penentuan itu akan memberikan kemungkinan-kemungkinan seperti berikut ini:

1. Kemungkinan melanjutkan nafas pembangunan yang diberi landasan oleh masa pemerintahan Jokowi saat ini.

2. Kemungkinan perpindahan ibu kota negara menjadi sebuah kepastian tanpa harus menjadi tertawaan dunia internasional, jika perpindahan itu gagal.

3. Ketepatan memilih pemimpin bangsa ini sama dengan menentukan Indonesia menjadi lebih maju lagi, atau kembali jatuh terpuruk dilanda krisis ekonomi global dan krisis-krisis lainnya.

4. Kemungkinan yang paling penting diwaspadai adalah sabotase politik pihak asing untuk kemunduran langkah perkembangan ekonomi Indonesia dengan mendukung secara finansial calon presiden yang gampang dikendalikan asing.

5. Kemungkinan paling menentukan dan tidak dapat diragukan adalah jika sebagian besar rakyat Indonesia memilih berdasarkan suara hati mereka sendiri tanpa money politik dan serangan fajar politik identitas.

Inilah beberapa analisis terkait situasi terakhir Indonesia mulai dari even-event penting kehadiran Indonesia sebagai tuan rumah di G20 berhasil, U-20 yang gagal menjadi tuan rumah, Pameran di Hannover yang tanpa banyak dipublikasikan tentang Indonesia, KTT Asean di Labuan Bajo dan Pemilu 2024 nantinya.

Semakin dini kita mengkritisi situasi politik Indonesia dalam sangkut pautnya dengan dunia internasional, maka semakin besar kemungkinan bagi kita untuk memiliki analisis yang bisa menjadi lebih waspada agar tujuan perubahan dan kemajuan bangsa ini tetap terjaga.

Salam berbagi, ino, 21.04.2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun