Teman-teman saya langsung mengarahkan saya ke seorang Duá Lut yang punya pengobatan tradisional dengan menggunakan metode uap. Duá Lut tinggal di wilayah Nita, Maumere, Flores, NTT.
Siapa saja yang pernah cedera atau yang berurusan dengan tulang, pasti mencari ibu itu. Tampak sedikit berbeda dengan Ida Dayak. Tetapi yang pasti bahwa mereka punya metode masing-masing.
Duá Lut selalu menyiapkan air panas lalu dimasukan ramuan khusus ke dalam air, lalu bagian yang sakit atau cedera itu ditutup dengan air supaya uapan air dengan ramuan itu bisa terfokus pada bagian yang sakit.
Dalam waktu dua hari saya sudah bisa berjalan seperti biasa. Ya, saya sembuh berkat bantuan pengobatan tradisional Duá Lut di Nita.
Jenis pengobatan tradisional itu ada di setiap daerah. Di Ende ada Bapak Andreas yang terkenal di wilayah Woloare, Ende. Di Kabupaten Nagekeo misalnya ada seorang di Maunori yang menurut saya luar biasa.
Keponakan saya beberapa waktu lalu tangan kanannya patah persis di bawah bagian sikunya. Dalam sebulan perawatan dengan seorang bapak yang punya pengobatan tradisional itu, tangan keponakan saya sudah sembuh seperti biasa.
Pengalaman dan kenyataan ini, memberikan perspektif bahwa sebenarnya di Indonesia masih ada jenis pengobatan tradisional yang belum resmi diterima dan diakui negara.
Oleh karena tidak adanya pengakuan itu, maka jasa pengobatan mereka sering tidak diperhitungkan, kecuali secara pribadi oleh pasien.
Tentu bukan saja soal jasa-jasa mereka bagi kesehatan manusia umumnya, lebih dari itu sebenarnya mereka membutuhkan pengakuan publik dan apresiasinya.Â
Salam berbagi, ino, 12.04.2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H