Tidak hanya itu ternyata ada juga banyak sekali buku-buku, kamus, novel dan jenis seri buku bahasa, teologi, filsafat, fiksi dan lain sebagainya.
Jenis sepatu yang bagus-bagus, baik jenis sepatu olahraga dan untuk urusan pesta semuanya ada di sana. Bahkan semuanya ditemukan dalam berbagai ukuran.
Beberapa Prinsip Oxfam shop
Oxfam shop punya prinsip sendiri yang mungkin belum ada di Indonesia.Â
1. Menerima pakaian bekas secara gratis. Prinsipnya adalah menerima barang-barang bekas, terutama jenis pakaian dan buku serta souvenir rumah yang diberikan secara bebas dan gratis.
2. Setelah thrifting itu diterima, maka tim khusus dari Oxfam Shop akan membersihkan dan menatanya secara khusus hingga terlihat bersih dan baru.
3. Selanjutnya pakaian bekas itu akan dipajang di ruangan bagian depan Oxfam Shop sesuai dengan kategori masing-masing dengan harga yang mudah terjangkau.
4. Pemasukan yang diperoleh selanjutnya akan menjadi dana untuk sumbangan kasih (Caritas).
Dari mana pakaian bekas itu diperoleh?
Di Jerman sudah menjadi kebiasaan umumnya bahwa pakaian yang lama, tidak disukai, terlalu sesak dan terlalu kecil tidak dibuang, tetapi akan diberikan ke Oxfam shop dan jenis shop lainnya.
Dari pengalaman beberapa kali mengunjungi Oxfam di Mainz terlihat setiap jam selalu saja ada yang datang membawa pakaian dan juga setelah menyerahkan pakaian mereka, mereka juga mencari pakaian bekas di Oxfam.
Pakaian-pakaian itu tidak hanya milik pribadi, tetapi juga milik dari orangtua mereka yang sudah meninggal dan tidak digunakan lagi.Â
Pada prinsipnya, jika tidak ada orang yang mengenakannya lagi, maka mereka akan menyerahkannya ke Oxfam Shop untuk dibersihkan dan dijual di sana.
Kepada siapa pakaian bekas itu diberikan?
Jerman punya kebiasaan yang sedikit berbeda terkait pakaian bekas. Ya, tentu saja pakaian bekas Jerman itu sangat bagus.