Bukankah itu sebuah pelangi? Pelangi kehidupan itu adalah buku bagi penulis. Pelangi itu tidak hanya dapat ditemukan dalam satu ruangan kecil, tetapi juga dalam satu ruangan kehidupan yang terbuka.
Pelangi itu bukan saja soal cerita tentang Oma Chatrien dan Jonas yang berbeda generasi. Tapi, tentang saya dan yang lainnya terkait beda porsi, beda selera dan beda warna piring.
Pelangi kehidupan itu tentang kita. Â Ketika kita berani memberi warna pada setiap jejak usia ini. Ãœberraschung, aksi yang mendatang sukacita kepada Oma Chatrien memang ibarat pelukis jenius, yang melukis pelangi pada hari ini.
Ia melukis abstrak dalam waktu begitu singkat, namun penonton jadi bingung tanpa kata, sprachlos. Semua terdiam, Oma meneteskan air mata.
Ada haru yang begitu dalam. Ya, ketika ia merasakan cinta dan kasih sayang sang mertua, cucu dan anaknya. Mereka telah memberinya pelangi paling indah hari ini.
Tetesan air mata, seperti gerimis datang dari langit. Cahaya matahari pun menembus ke ruangan makan itu. Perpaduan air mata dan cahaya kini membentuk pelangi yang dikenang dalam hati.
Salam berbagi, ino, 19.03.2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H