Saya sendiri senang banget dengan hasil kerja sendiri. Ya, puaslah seperti itu karena bisa menyelesaikan. Tiba-tiba, saya harus meninggalkan pekerjaan. Nah, pada saat itu, saya berusaha supaya data saya tersimpan, maka saya menekan tombol speicher atau save.
Tiba-tiba muncul tulisan tidak bisa disave. Ada apa lagi yang ya? Aneh sekali. Saya lalu menduga, kalau tidak di save untuk power point datanya tetap tersimpan.
Oh je, ternyata data yang sudah saya siapkan semuanya tidak ada yang tersisa. Data yang sudah dikerjakan semuanya hilang. Sambil menarik nafas, terdiam sebentar; kenapa ya harus saya alami seperti ini? Bagaimana cara untuk mengembalikannya?
Jawaban yang terakhir adalah saya harus ikhlas dan mulai baru lagi untuk mengerjakan dengan lebih hati-hati. Ya, daripada hilang mendingan di save ke format pdf saja.
Menyesal selalu datang terlambat. Kecanggihan teknologi terkadang juga tidak bisa kompromi. Sekali terhapus, ya tetap terhapus, sekali tersimpan yang tetap tersimpan.
Kenapa hari ini banyak kecewanya?
Kecewa itu baik. Tanpa ada kekecewaan hari ini, maka saya tidak bisa menulis apa-apa. Nah, hari ini saya belajar satu hal baru lagi. Menulis kekecewaan itu cara terbaik menyembuhkan kekecewaan sendiri.
Siapa sih yang tidak pernah mengalami kekecewaan dalam hidup? Tentu saja tidak ada. Yang pasti ada, tentu saja tidak semua orang bisa menemukan cara yang tepat untuk mengobati kekecewaannya.
Dari situ saya bersyukur sekali bahwa pada hari terakhir di bulan Februari 2023 ini, saya menemukan cara mengobati kekecewaan sendiri.
Menulis itu ternyata bisa mengobati kekecewaan. Nah, mungkin teman-teman bisa juga mencoba. Tapi, bukan supaya menulis di facebook lalu mempersalahkan orang lain.
Menulislah secara objektif perasaan hati kita, tanpa menjadikan orang lain kambing hitamnya; bagi saya itu menjadi cara yang baik untuk menolong diri sendiri sehingga tidak larut dalam kekecewaan.
Menulis itu ternyata bagian dari cara orang mengolah hati dan mengendalikan diri.