Mengapa sakit dan penderitaan ini menerpa orang-orang yang sedang punya gairah hidup?
Kekecewaan tidak bisa terobati, tanpa ada pengolahan hati sendiri. Pengolahan yang terbaik adalah menulis kekecewaan sendiri, menuangkan keterbatasan manusiawi ke dalam barisan kata-kata catatan harian.
2. Berjumpa dengan penjual roti yang ramah
Dari relung kekecewaan yang sedang membara dalam hati, saya datang ke sebuah toko roti untuk membeli roti dengan nama Roggenbrot. Dari kejauhan ia tampak sudah ceria.
Ia satu-satunya tukang roti yang sangat ramah. Ya, cuma dia sih yang bisa diajak bicara atau ngobrol sebentar saat kita membeli roti.
Keramahannya itu sungguh berkesan. Dia langsung spontan tanya, hai, apa kabar dan seterusnya. Saya tidak kalah juga memberikan respek berupa pertanyaan, kenapa selama ini tidak di sini.
Ternyata dia sedang ditugaskan di Filiale yang lain, karena katanya tidak dibutuhkan di tempat yang sekarang. Lalu, sekarang ia dikirim kembali ke tempat yang lama sekarang ini.
Wajah cerita ceria itu menjadikan pelanggan roti suka membeli roti di tempat itu. Alasan lainnya, dia juga sering beri bonus, misalnya ketika ada roti-roti yang baru dibuatnya, maka ia akan memotong kecil-kecil lalu memberikan kepada pelanggannya untuk mencicipi secara gratis.
Bahkan suatu ketika saya datang membeli roti pada pukul 19.30 malam. Waktu itu tinggal setengah jam, toko roti itu akan tutup, ia memberi saya beberapa roti yang sangat enak.
Hati saya sangat senang, karena rotinya enak, lalu diberi oleh sang bule yang ramah lagi. Ya, keramahan itu rupanya cara terbaik menarik pelanggan tetap betah menjadi pelanggan.
Rupanya keramahan dan memberikan bonus kecil itu adalah bagian dari trik bisnis.
3. Kecewa karena kehilangan data
Selama satu jam saya mempersiapkan bahan konferensi dalam bentuk file power point. File itu lengkap dengan gambar dan video lagu yang sangat menarik.