3. Menyimak suara dari Ukraina
Tidak bermaksud sekedar memperpanjang barisan tulisan, saya telah berusaha menerjemahkan kesaksian seorang  penulis Ukraina keturunan Rusia, Andrey Kurkov:
"Saya tidak pernah berpikir bahwa dalam satu minggu begitu banyak hal, begitu banyak hal buruk yang bisa terjadi! [...] Pada 24 Februari 2022, roket Rusia pertama menghantam Kyiv. Pukul 05.00, saya dan istri dibangunkan oleh suara ledakan. Ada tiga. Kemudian, satu jam kemudian, terdengar dua ledakan lagi, dan kemudian hening. [...] Sulit bagi saya untuk percaya bahwa perang benar-benar telah pecah. Artinya, sudah jelas, tetapi saya tidak mau mengakuinya. Orang harus secara mental terbiasa dengan gagasan bahwa perang telah dimulai. Karena sejak saat itu, perang menentukan cara hidupnya sendiri, cara berpikirnya, dan pengambilan keputusannya. Namun, seseorang tidak dapat memahami atau menerima perang."
Ada beberapa poin yang bisa menjadi sorotan dari teks di atas:
1. Dalam satu minggu bisa begitu banyak hal buruk terjadi
Kemungkinan terburuk selalu saja ada ketika perang itu terjadi. Hidup manusia yang tidak pernah mengalami bahwa hal buruk itu harus datang terus-menerus sepertinya sudah berakhir, ketika perang itu sudah dimulai.
Perang telah mengubah damai menjadi gambaran suram yang semakin memperburuk keadaan manusia di bumi.
2. Dibangunkan oleh suara ledakan
Kerinduan untuk tidur yang aman dan nyenyak itu sudah merupakan bagian tidak terpisahkan dari hidup manusia. Tapi, bagaimana dengan kenyataan terbangun karena suara ledakan?
Peran sudah terang-terang merampas mimpi-mimpi kenyamanan manusia.
3. Sulit percaya bahwa perang benar-benar telah pecah
Bayangan seram tentang perang semestinya cukup dalam dunia perfilman saja, tapi mengapa sekarang seperti begitu dekat? Saya mengerti mengapa penulis itu belum bisa percaya bahwa perang Rusia-Ukraina sudah benar-benar pecah.