Cara terbaik mempromosikan wisata kuliner lokal adalah dengan menulis tentangnya dan mencoba memperkenalkannya di mana ada basis tourist | Ino Sigaze.
Dendeng Ipu dan Sombe Flores adalah 2 jenis kuliner khas Flores, khususnya di daerah pesisir pantai yang terbentang mulai dari pantai Nangaroro sampai ke wilayah pantai di Lio, Paga-Mauloo Maumere.
Lho kenapa dua jenis kuliner itu hanya khas di daerah pesisir pantai? Nah, kuliner jenis dendeng Ipu dan Sombe itu sebenarnya sangat bergantung pada sumber penghasilnya, yakni dari kekayaan laut pantai selatan.
Pantai laut Nangapanda yang sering disebut pantai batu putih-hijau itu setiap tahun akan digelar penangkapan tradisional Ipu.
Hal ini karena laut dari bentangan pesisir pantai sejauh hampir 200 km itu ternyata sudah berpuluhan tahun menghasilkan jenis makanan khas yang dari tahun ke tahun diolah dengan gaya khas masing-masing.
Bentuk yang sangat umum adalah dendeng, sedangkan bentuk yang lebih unik adalah jenis yang dikenal dengan sebutan lokal sebagai "sombe", jenis ini sudah lebih tua.Â
Bahan dasar Sombe Flores
Bahan dasar Sombe tentu saja Ipu mentah yang baru saja diambil dari pesisir laut. Ada beberapa jenis campuran dari sombe, yakni, di sana ada bawang putih yang diiris kecil, bawang merah, lalu ada kulit jeruk, cabe merah yang sudah diulek halus, air jeruk, daun dan batang sereh yang diiris sangat halus, garam secukupnya dan daun kemangi.
Bahan-bahan itu dimasukan ke dalam bambu dan ditutup rapat dengan jenis tutupan dari jenis kulit yang berasal dari pohon pinang. Kata orangtua di kampung bahwa semakin lama disimpan, maka rasanya semakin enak.
Sombe tetap awet karena ada jenis air jeruk sebagai pengganti zat asam yang mengawetkan makanan. Itu sih logika orang kampung, tapi benar juga sih, jenis sombe itu bisa bertahan lama.
Uniknya bahwa satu senduk sombe sebenarnya bisa imbang dengan makanan satu piring dalam konsep anak kos di kota Ende. Oleh karena itu, kuliner sombe itu sangat disukai oleh anak-anak sekolah. Sombe pasti pedas rasanya.
Pada prinsipnya makan tanpa lauk pun, sebenarnya tidak ada soal apa-apa. Itulah terasa kekuatan magis yang terkandung dalam sombe Flores itu sendiri.
Demikian pula sebenarnya dendeng Ipu itu sendiri punya campuran yang sangat sederhana, cuma dicampur lagi dengan jenis tepung terigu dan garam secukupnya dan kalau mau sedikit pedas bisa juga dicampur dengan cabe dan bawang merah. Selanjutnya digoreng sampai matang, ya sampai tercium aroma khasnya.
Ungkapan khas orang Ende-Flores tentang kuliner Sombe
Orang Ende punya ungkapan sendiri seperti ini, "Sombe na, wau ki ree, tapi rasa ki pawe." artinya Sombe itu baunya kurang enak, tapi rasanya sedap luar biasa.
Saya jadi ingat kisah di Jerman, ada jenis Keju orang Bayern yang mirip banget, baunya luar biasa, atau gak sanggup lah, tapi rasanya waduh enak luar biasa.
Sekali menahan baunya dan mencoba makan, maka selanjutnya orang akan menjadi akrab dan orang tidak peduli lagi dengan baunya. Pokok selalu coba santap, maka selanjutnya pasti suka menikmatinya.
Nah, seperti itulah kenyataannya dengan kuliner Flores "sombe". Ada juga orang-orang di pedalaman Flores yang mengatakan "Sombe wau ki mbote, pawe reta, ree raze." Artinya bau sombe itu menjijikan, tapi enak rasanya di mulut, tapi bagian pembuangannya kamu akan tersiksa.
Meskipun orang tahu konsekuensinya jika makan terlalu banyak, tetapi tetap saja orang mau makan. Artinya kenikmatannya jauh lebih kuat dari bayang penderitaan setelahnya.
Mengapa sampai ada ungkapan ungkapan khas terkait sombe?
Sombe itu sendiri khususnya ada di wilayah Ende dan bukan wilayah Ende-Lio, punya adonan sendiri yang khas. Kekhasan itu sangat bergantung pada penghasilan dari para petani di daerah itu.
Wilayah Ende bagian Barat, seperti kecamatan Nangapanda, umumnya petani punya kebun cabe dan dari situlah umumnya orang punya kebiasaan makan cabe yang pedas.
Ada hal yang sulit dijelaskan bahwa banyak orang di sana suka makanan pedas. Apalagi pedas dari racikan sombe.
Potensi kuliner dendeng ipu dan sombe bagi wisata kuliner di Flores
Saya melihat bahwa dendeng ipu dan sombe itu akan sangat cepat dikenal oleh wisatawan yang melintas di wilayah Flores.Â
Beberapa waktu liburan tahun 2022 lalu, saya melihat di area pesisir Nangapanda sudah ada beberapa rumah makan yang menawarkan hidangan khas seperti kuah kepala ikan merah.
Ada beberapa titik di area batu putih itu ada rumah makan dengan sajian khas. Sayangnya mereka belum sampai punya gagasan bahwa dendeng ipu dan sombe bisa dipasarkan di sana.
Dalam hal ini, tulisan ini juga bermaksud membuka wawasan pada pandagang masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir itu supaya semakin kreatif mengembangkan potensi kuliner khas di sana.
Mengapa? Hal ini karena ada begitu banyak tamu dari luar Flores yang berhenti dan menikmati makanan di situ. Saya terheran-heran karena dulunya tidak ada perumahan di situ, apalagi ada rumah makan.
Kenyataan perubahan seperti itu sebenarnya perlu dilihat sebagai peluang untuk memperkenalkan kuliner khas. Mengapa harus malu, kalau orang lain sangat menyukainya?
Kita sebagai penduduk asli semestinya harus berani membuat terobosan baru dalam mempromosikan makanan khas kita. Tanpa ada langkah baru untuk mempromosikannya, maka orang tidak akan mengenalnya.
Memang saya tahu bahwa ada tantangannya bahwa Ipu tidak selalu ada sepanjang tahun, tetapi cuma bulan Februari sampai Juli, tapi jika itu sudah terkenal, maka bisa saja orang dari luar akan membuat pertimbangan waktu liburan mereka.
Waktu liburan akan disesuaikan dengan kapan kuliner khas itu ada. Nah, itu umumnya konsep yang sering menjadi bahan pertimbangan dari para Tourist.
Kuliner khas itu tidak tergantikan karena Ipu tidak muncul di daerah lain, tetapi cuma di wilayah Ende itu. Kalau demikian, mengapa tidak dikembangkan hingga menjadi sebuah wisata kuliner khas batu hijau Nangapanda?
Dukungan promosi wisata kuliner Flores
Wisata kuliner Flores tentu saja sangat beragam, cuma masih terlihat bahwa belum ada suatu gerakan bersama yang menempatkan perhatian khusus pada pengembangan kuliner khas Flores dari setiap daerah.
Oleh karena itu, tulisan ini sekaligus juga menjadi ajakan untuk pemerintah daerah di Flores, NTT, supaya punya gagasan dan program yang bertujuan untuk meningkatkan kuliner khas NTT.
Kesadaran masyarakat saja tentu saja tidak cukup. Oleh karena itu , dukungan paling berarti adalah dari pemerintah mulai dari pemerintah di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan dan sampai ke desa.
Jika ada arah yang sama terkait peningkatan wisata kuliner khas Flores, maka saya yakin bahwa jenis makanan khas yang semula dianggap biasa-biasa saja, nantinya akan menjadi terkenal.
Bandingkan saja cerita tentang pisang goreng yang sudah mendunia. Nah, pisang goreng itu ada di mana-mana di wilayah Ende. Dulunya dianggap biasa saja, tapi sekarang sudah mendunia lho.
Marilah kita bergandeng tangan mendukung wisata kuliner khas Flores. Bagi saya kuliner yang sangat unik itu adalah dendeng ipu dan sombe.
Sombe ist stinkt, aber es schmeckt so lecker. Man muss es einfach probieren, und dann kann man es langsam genieen.
Salam berbagi, ino, 22.02.2023.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI