Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Dendeng Ipu dan Sombe Flores, Kuliner Khas Negeri Batu Putih

22 Februari 2023   21:18 Diperbarui: 28 Februari 2023   18:45 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dendeng Ipu dan sombe Flores, kuliner khas negeri batu putih | Dokumen pribadi oleh Sinar Murni.

Wilayah Ende bagian Barat, seperti kecamatan Nangapanda, umumnya petani punya kebun cabe dan dari situlah umumnya orang punya kebiasaan makan cabe yang pedas.

Ada hal yang sulit dijelaskan bahwa banyak orang di sana suka makanan pedas. Apalagi pedas dari racikan sombe.

Potensi kuliner dendeng ipu dan sombe bagi wisata kuliner di Flores

Saya melihat bahwa dendeng ipu dan sombe itu akan sangat cepat dikenal oleh wisatawan yang melintas di wilayah Flores. 

Beberapa waktu liburan tahun 2022 lalu, saya melihat di area pesisir Nangapanda sudah ada beberapa rumah makan yang menawarkan hidangan khas seperti kuah kepala ikan merah.

Ada beberapa titik di area batu putih itu ada rumah makan dengan sajian khas. Sayangnya mereka belum sampai punya gagasan bahwa dendeng ipu dan sombe bisa dipasarkan di sana.

Dalam hal ini, tulisan ini juga bermaksud membuka wawasan pada pandagang masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir itu supaya semakin kreatif mengembangkan potensi kuliner khas di sana.

Mengapa? Hal ini karena ada begitu banyak tamu dari luar Flores yang berhenti dan menikmati makanan di situ. Saya terheran-heran karena dulunya tidak ada perumahan di situ, apalagi ada rumah makan.

Kenyataan perubahan seperti itu sebenarnya perlu dilihat sebagai peluang untuk memperkenalkan kuliner khas. Mengapa harus malu, kalau orang lain sangat menyukainya?

Kita sebagai penduduk asli semestinya harus berani membuat terobosan baru dalam mempromosikan makanan khas kita. Tanpa ada langkah baru untuk mempromosikannya, maka orang tidak akan mengenalnya.

Memang saya tahu bahwa ada tantangannya bahwa Ipu tidak selalu ada sepanjang tahun, tetapi cuma bulan Februari sampai Juli, tapi jika itu sudah terkenal, maka bisa saja orang dari luar akan membuat pertimbangan waktu liburan mereka.

Waktu liburan akan disesuaikan dengan kapan kuliner khas itu ada. Nah, itu umumnya konsep yang sering menjadi bahan pertimbangan dari para Tourist.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun