Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

3 Dampak Kasus Irj. Ferdy Sambo bagi Martabat Kepolisian Indonesia di Mata Dunia

13 Februari 2023   19:10 Diperbarui: 14 Februari 2023   00:01 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 dampak kasus Irj. Ferd Sambo bagi martabat kepolisian Indonesia di mata dunia / Dokumen diambil dari Kompas. com

Penegak hukum mestinya menjadi penjaga martabat bangsa, reformasi ketegasan aparat penegak hukum sudah diambang pintu | Ino Sigaze.

Sejak Agustus 2022 tahun lalu kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat hingga Ferdy Sambo (FS)sebagai tersangka pembunuhan sampai dengan saat ini belum juga selesai. 

Pertanyaan yang muncul spontan saat ini tentu saja, apakah lembaga hukum Indonesia itu begitu lemah? 

Ataukah pihak kepolisian Indonesia itu kerjanya mempersulit demi menjaga marwah kepolisian itu sendiri?

Apakah ada hubungan keterkaitan FS dengan kasus-kasus lainnya dan orang-orang penting lainnya di dalam lingkup petinggi kepolisian Republik Indonesia?

Coba bayangkan betapa konyolnya aparat hukum di negeri ini. Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh rakyat biasa, mungkin dalam waktu sekejap, polisi bisa menangkap dan pasti tidak lama kasusnya kelar dan pelakunya mendekap di penjara atau dihukum mati.

Ya, selesai tanpa kompromi dan diskusi lanjut. Tapi, lain ceritanya dengan kasus FS. Masyarakat sampai jenuh menunggu kapan selesainya. Kasus itu menadi seperti drama yang berjilid-jilid. 

Ada beberapa dampak dari kasus FS yang tidak selesai itu:

1. Kasus FS sudah menjadi drama kejahatan di layar TV Indonesia yang telah menghasut rakyat Indonesia

Kasus panjang dan berbelit itu muncul tidak habis-habisnya di pemberitaan media TV di Indonesia, dampak yang terasa adalah bahwa masyarakat sederhana sampai di desa-desa saja mengenal dan membenci yang namanya FS.

Dalam suatu perjumpaan dan percakapan dengan seorang ibu yang sudah berusia 75 tahun di Flores, tiba-tiba saja ibu itu "saya benci orang seperti FS dan asal saja jangan jadi seperti FS."

Ungkapan spontan itu terasa sekali, bahwa kasus FS sudah menjadi konsumsi seluruh masyarakat Indonesia yang membangkitkan rasa benci masyarakat.

Membiarkan masyarakat Indonesia hidup dalam rasa benci pada figur tertentu yang sebenarnya sudah jelas dibuktikan bersalah secara hukum, itu sama dengan membiarkan virus kebencian itu menyebar tanpa kendali.

Padahal Polisi kita bisa saja menangkap teroris dan kejahatan lainnya secara cepat dan tegas. Kenapa kasus FS masih dibiarkan tanpa ada ujungnya?

Tegakah membiarkan rakyat dan tentu saja keluarga korban terus hidup dalam kebencian itu? Tentu saja, hal yang tidak bisa dihindari adalah bahwa kebencian pada institusi dimana FS mengabdi.

2. Aparat penegak hukum Indonesia akan menjadi bahan tertawaan dunia internasional

Ledakan kasus ini akan tetap saja menyebar, jika saja tidak pernah bisa diselesaikan secara tuntas. Saya masih ingat di tahun 1990an film India selalu menjadi favorit kalangan pelajar dan orangtua.

Hal yang menarik dari adegan kejahatan dalam film India adalah bahwa kejahatan berlangsung tanpa dikendalikan dengan cepat oleh aparat keamanan.

Polisi selalu datang terlambat, ya polisi datang selalu setelah korban sudah tewas atau babak belur. Selanjutnya dihakimi oleh polisi para pelaku kejahatan baru dibawa ke meja pengadilan.

Itu film India. Nah, rupanya kasus FS bisa saja menjadi tertawaan dunia internasional, seakan-akan polisi Indonesia itu tidak berdaya atau lemot kerjanya, sehingga tidak pernah bisa diselesaikan sampai dengan saat ini.

Bisa saja muncul perbandingan seperti ini, kalau di India polisinya datang terlambat, tapi kalau di Indonesia polisinya bisa diajak kompromi tak peduli kasusnya besar seperti apa.

Polisi berkompromi dengan rakyat itu gampang-gampang susah, yang paling mudah mungkin polisi berkompromi dengan sesama polisi.

Nah, bisa jadi itulah akar dari ketidakberesan kasus FS hingga saat ini. Bahkan bisa jadi sekelompok penegak hukum Indonesia berpikir lebih baik dunia internasional menertawakannya daripada harus jujur dan tegakan keadilan hukum di negeri ini.

Saya pikir itu pertimbangan yang keliru, martabat bangsa kita itu harus menjadi prioritas daripada melindungi kebobrokan beberapa orang yang mengenakan simbol negara.

Siapa berani, kalau taruhannya adalah nyawa jika berani membongkar? Mungkin kita membutuhkan polisi India untuk gebukin yang kompromi di belakang meja.

3. Reformasi penegakan hukum di negeri ini jadi sorotan utama

Penantian panjang dari rakyat Indonesia tentu saja pada Bapak Kapolri Indonesia saat ini, yang tentu saja masih segar dalam ingat rakyat Indonesia tentu ucapan pertama pada saat pelantikan waktu itu, "Hukum itu tidak boleh hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas, tetapi harus juga bisa tajam ke atas."

Di manakah ketajaman hukum kita dengan arah ke atas itu saat ini atau di manakah ketajaman hukum kita terkait kasus FS? Rakyat tidak pernah melihat ketajaman itu, tetapi semakin tumpul ke atas dan semakin tajam ke bawah.

Aneh negeri ini, kadang atas nama keamanan jabatan, maka orang bisa menyangkal kata-katanya dengan begitu gampang dan mudah seperti membalikan telapak tangan.

Oleh karena itu, sebenarnya berangkat dari kasus FS itu generasi muda bangsa ini mesti serius memikirkan betapa pentingnya reformasi penegakan hukum di negeri kita.

Salam berbagi, ino, 13.02.2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun