Padahal Polisi kita bisa saja menangkap teroris dan kejahatan lainnya secara cepat dan tegas. Kenapa kasus FS masih dibiarkan tanpa ada ujungnya?
Tegakah membiarkan rakyat dan tentu saja keluarga korban terus hidup dalam kebencian itu? Tentu saja, hal yang tidak bisa dihindari adalah bahwa kebencian pada institusi dimana FS mengabdi.
2. Aparat penegak hukum Indonesia akan menjadi bahan tertawaan dunia internasional
Ledakan kasus ini akan tetap saja menyebar, jika saja tidak pernah bisa diselesaikan secara tuntas. Saya masih ingat di tahun 1990an film India selalu menjadi favorit kalangan pelajar dan orangtua.
Hal yang menarik dari adegan kejahatan dalam film India adalah bahwa kejahatan berlangsung tanpa dikendalikan dengan cepat oleh aparat keamanan.
Polisi selalu datang terlambat, ya polisi datang selalu setelah korban sudah tewas atau babak belur. Selanjutnya dihakimi oleh polisi para pelaku kejahatan baru dibawa ke meja pengadilan.
Itu film India. Nah, rupanya kasus FS bisa saja menjadi tertawaan dunia internasional, seakan-akan polisi Indonesia itu tidak berdaya atau lemot kerjanya, sehingga tidak pernah bisa diselesaikan sampai dengan saat ini.
Bisa saja muncul perbandingan seperti ini, kalau di India polisinya datang terlambat, tapi kalau di Indonesia polisinya bisa diajak kompromi tak peduli kasusnya besar seperti apa.
Polisi berkompromi dengan rakyat itu gampang-gampang susah, yang paling mudah mungkin polisi berkompromi dengan sesama polisi.
Nah, bisa jadi itulah akar dari ketidakberesan kasus FS hingga saat ini. Bahkan bisa jadi sekelompok penegak hukum Indonesia berpikir lebih baik dunia internasional menertawakannya daripada harus jujur dan tegakan keadilan hukum di negeri ini.
Saya pikir itu pertimbangan yang keliru, martabat bangsa kita itu harus menjadi prioritas daripada melindungi kebobrokan beberapa orang yang mengenakan simbol negara.
Siapa berani, kalau taruhannya adalah nyawa jika berani membongkar? Mungkin kita membutuhkan polisi India untuk gebukin yang kompromi di belakang meja.