Ketika saya mengetuk pintu, kok tiba-tiba ada yang menyahut dari dalam. Ah, ternyata suaminya sedang mengunjunginya. Kami berdua akhirnya bercerita sambil berdiri sekitar 15 menit.
Saat saya mau pamit, pria tua itu menggenggam tangan saya dan memberikan kepada saya uang. Saya begitu menolaknya. Tapi, dia bersikeras bahwa saya harus menerimanya.
Ya, itu adalah rezeki teman saya yang kanker paru-paru itu. Mungkin dari pengalaman ini, saya akan mengumpulkan sedikit demi sedikit untuk dia yang ingin akan sedang dalam proses perawatan sakitnya.
Saya hanya ingat ada katanya yang berkesan hari ini: “Ya, saya sakit, tapi saya melihat banyak kasih Tuhan di sekitar saya.”
Ya, saya menulis ini juga sebagai bagian dari cara saya menguatkan hatinya bahwa ia tidak sendiri, karena masih ada orang lain yang memperhatikannya.
Mujizat pasti saja ada. Tuhan pasti memberi lebih kepada mereka yang betul-betul tulus meminta dan mengharapkan bantuan-Nya.
Pada saat itu saya benar-benar terdiam, membisu tentang kejadian hari ini. Kata hati saya, "Kenapa kejadian seperti ini saya harus alami berkali-kali"
Apakah supaya saya berbagi bahwa di dunia ini ternyata ada cerita tentang "kejadian aneh, tapi unik yang punya pesan kehidupan?"
Pada siapakah saya harus berterima kasih? Tentu Tuhan. Kejadian itu, bisa saja adalah rencana-Nya.
Pesan kehidupan yang saya dapatkan dari kejadian hari ini:
1. Jika orang semakin membaca buku, maka dia akan menemukan banyak hal lainnya yang belum diketahui, yang membantunya masuk lebih dalam lagi ke kebijaksanaan hidup.
2. Jika orang rela dan ikhlas memberi pada orang lain yang sangat membutuhkannya, maka dia akan menerima 10 kali lipat lebih banyak dari yang diberikannya kepada orang lain.
3. Kekayaan wawasan manusia itu muncul ketika ada komunikasi dan dialog dengan orang lain, termasuk dengan orang-orang sakit yang terlihat begitu lemah.