Satu hal yang sangat penting dari temuan itu ternyata pada keramik itu ada label informasi tentang isi dan petunjuk penggunaan balsem.
Ternyata balsem yang dipakai sebagai zat untuk mumifikasi di Mesir kuno itu adalah terbuat dari minyak cedar dan lemak hewani. Temuan ini tidak hanya asal kalim, tetapi telah diuji melalui proses analisis residu kimia.Â
Ya, peneliti gabungan itu telah melakukan kerja keras dengan mengekstraksi dan mengidentifikasi residu molekuler dari zat-zat yang sebelum berada di dalam bejana.
Begini sebuah pembuktian penting yang pertama-tema mengejutkan peneliti datang dari laporan seorang manajer proyek dari Universitas Tübingen, Maxime Ragout:
 "Untuk waktu lama, zat yang dirujuk oleh orang Mesir kuno sebagai antiu yang telah diterjemahkan sebagai mur atau kemenyan. Tetapi, kami sekarang telah dapat menunjukkan bahwa itu adalah campuran spesifik yang sangat berbeda. Bahan yang kami gunakan kromatografi gas-spektrometri massa."
Antiu itu ternyata di Saqqara merupakan hasil campuran dari minyak cedar, juniper atau minyak cemara dan lemak hewani.Â
Dari pembuktikan bisa dikatakan bahwa dibalik Zefet atau Zypresseöl bukanlah zat tunggal sebagaimana yang diasumsikan sebelumnya, melainkan campuran lemak hewani dan resin nabati yang berbeda.Â
Bahkan peneliti gabungan itu menemukan klasifikasi zat itu digunakan secara berbeda pada bagian tubuh: Resin pistachio digunakan pada bagian kepala, zat lainnya dipakai pada hari ketiga atau untuk bagian hati dan yang lainnya untuk kecantikan kulit.Â
Peneliti gabungan itu, melalui Susanne Beck dari Universitas Tübingen juga mengakui bahwa banyak dari zat pembalseman itu telah diketahui nama-namanya sejak lama ketika tulisan Mesir kuno bisa dibaca oleh peneliti sebelumnya.Â
Peran dari peneliti gabungan itu adalah meneliti terkait substansi atau bahan dasar apa dibalik nama-nama yang terkenal itu.
Ruangan pembalseman dan strategi pendinginan alami
Laporan yang menarik lainnya ternyata ruangan pembalseman itu cukup dalam yakni 13 meter.Â
Tidak hanya soal kenyataan tersembunyi itu, tetapi juga ada hal yang sangat mengejutkan peneliti gabungan itu sendiri terkait temuan mereka yang satu ini, yakni bahwa sebagian besar zat yang digunakan selama pembalseman itu tidak hanya berasal dari Mesir sendiri, tetapi diimpor dari wilayah Afrika tropis, Mediterania dan dari Asia Tenggara.