Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cari Panggung

18 Januari 2023   15:50 Diperbarui: 18 Januari 2023   15:53 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panggung popularitas paling dicari manusia saat ini. Tak peduli tentang siapa dan apa. 

Prinsip bisa diucapkan suatu saat, namun ketika kebencian merasuk jiwa, tak peduli kau siapa.

Cari panggung orang-orang ternama di negeriku unik aneh-aneh. Menuai onar karena dulu beda, sekarang beda prinsipnya.

Manusia memang makhluk dinamis yang bersanding terus selamanya dengan kebenaran yang tidak berubah. Entah kenapa, orang-orang bijak bisa berubah bibir dan katanya.

Sejenak kekaguman padanya jadi seperti hujan menghapus panas setahun. Runtuh dalam waktu singkat. Kau yang moderat dan bijak kini mendua ragu pada reputasi junjungan kebanyakan orang.

Sayang ketenangan berpikir dihasut arogansi karena ingin lebih lagi jadi ternama di tanah yang ramah ini. Kekaguman berubah rupa sekejap jadi racun berbisa dan berbusa.

Pendengar-pendengar tak sanggup berkata apa-apa, sprachlos. Kau bisa-bisanya berkata kejam sekejam raja tiran.

Dunia bergetar karena kebijaksanaan si pria kurus itu, negeri ini tak goyah diterpa resesi dan covid. Sabang sampai Merauke terikat hangat bagai satu darah.

Jalan-jalan dibangun kau lupakan begitu sekejap. Mengapa kau jadi buta? Kemajuan infrastruktur sudah tak sanggup diukur, hingga pertumbuhan ekonomi melesat jauh melampaui yang tidak biasa dari dulu-dulu.

Tak sanggupkah kau melihatnya? Tak pernahkan kau mendengar ceritanya. Ia pergi ke pelosok negeri ini tatkala baru saja bencana menerpa.

Ia mengangkat Papua yang paling terbelakang dan sejuta cerita blusukan mengangkat pasar tradisional jadi pasar idola rakyat jelata.

Teganya kau sandingkan dengan raja tiran. Tak sanggup paham apa itu kata-katamu atau bara kata raja tiran dalam dirimu yang tak sanggup dikendalikan jiwa bijakmu.

Kekagumanku bertahun-tahun runtuh. Mengapa perlu cari panggung? Kata bijak pria gagah dan berwibawa seperti kamu, akan mengubah begitu banyak orang lebih dari sebuah revolusi idaman macan gurun.

Oh negeriku sedang dirasuk perpecahan, orang-orang bijak jadi bingung dan galau. Mereka menabur bisa kebencian pada generasi masa depan bangsa ini. Mengapa, mengapa?

Hentikan amarahmu, kembalilah merenung dan merangkul. Kau sudah cukup dikagumi di negeri ini. Matimu akan ditangisi kaum yang bukan seagama denganmu.

Kembalilah jadi bijak dan tawarlah racun kata-kata benci yang baru kau tabur itu. Cari panggung tanpa menyebut siapa, tapi katakan tentang apa.

Salam berbagi, ino, 18.01.2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun