Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada 3 Makna Memiliki Perasaan yang Sama di Tengah Kegentingan Global

13 Januari 2023   01:18 Diperbarui: 13 Januari 2023   08:17 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegentingan global bisa menjadi alasan munculnya fenomena "pengemis online". Kita perlu mengkajinya dengan prinsip-prinsip untuk bertahan hidup di era digital | Ino Sigaze

Tema sorotan Kompasiana kali ini memang sangat menggelitik nalar karena bersentuhan dengan istilah-istilah baru yang mungkin saja bisa semakin menyudutkan mereka yang tengah berjuang untuk bertahan hidup di tengah resesi global ini.

Istilah baru tanpa penjelasan dan interpretasi yang seimbang bisa saja menjadi polemik baru, cuma sayangnya mereka yang diistilahkan itu bisa saja orang-orang yang jauh dari argumentasi dan pembelaan diri mereka.

Meskipun demikian, kita tidak bisa juga menghindar dari kenyataan yang terjadi saat ini bahwa ada fenomena pengemis online. Apakah ada nama lain yang lebih diterima? 

Pada prinsipnya istilah "pengemis online" tidak bermaksud untuk menghina mereka yang mengemis, tetapi lebih kepada membaca fenomena itu sambil menawarkan solusi alternatif yang membantu perspektif mereka.

Andaikan ada suatu kesempatan wawancara langsung tentang mengapa mereka melakukan itu, mungkin di sana akan ada tangisan. Tangisan karena merasakan betapa pahitnya perjuangan hidup seorang ibu misalnya untuk menghidupi putrinya yang masih kecil dan lain sebagainya.

Tapi juga mungkin ada yang merasa paling untung dari cara kerja seperti menjadi pengemis online. Itulah kenyataan yang mesti dikaji lebih jauh lagi.

Tulisan ini tidak bermaksud mengkritisi penggunaan istilah "mengemis online" tetapi lebih menyoroti soal kegentingan global saat ini yang semakin bringas memperlihatkan taring kelaparan dan kehausannya pada satu sisi dan sesi perjuangan sebagian orang yang mungkin terkena dampaknya seperti para pengemis online.

Kegentingan global

Saya tertarik untuk mendalami apa arti dari "kegentingan global" yang disampaikan Presiden Jokowi (Republika, 11/01/2023). Dalam sambutan itu, Jokowi mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk memiliki perasaan yang sama di tengah kegentingan global.

Memiliki perasaan yang sama tentu saja menjadi kata-kata kunci di tengah kondisi kegentingan global. Memiliki perasaan yang sama dimaksudkan Jokowi lebih dalam arti seluruh rakyat Indonesia memiliki cara pandang yang positif bahwa kegentingan global itu bukan saja membahayakan negara-negara lainnya, tetapi tentu saja Indonesia juga.

Dalam alur kesadaran yang sama itu, masyarakat Indonesia tentu bisa memaknainya tidak hanya dengan perspektif semata, tetapi mungkin juga sangat penting dibutuhkan mentalitas kewaspadaan (Wachsamkeit).

Ada tiga makna dari kesadaran yang sama di tengah kegentingan global:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun