Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nama Lain dari Latto-Latto dan Pesan Latto-Latto Politik Pilpres 2024

7 Januari 2023   13:10 Diperbarui: 7 Januari 2023   13:16 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latto-latto politik pilpres 2024

Latto-latto itu tidak akan berbunyi kalau tidak dimainkan oleh seseorang. Nah, ini menarik, ternyata keributan itu tidak muncul sendiri, tetapi muncul dari seseorang yang memainkan tali hubungan antara dua bola itu.

Rupanya tali hubungan kedua bola itu dipegang oleh seseorang, kemudian dimainkannya. Di sana munculah keributan. Asosiasi seperti ini menarik untuk direfleksikan bisa saja dalam berbagai konteks.

Konteks pilpres 2024 misalnya bisa saja menjadi sangat relevan. Jika terjadi keributan di tengah masyarakat, maka orang bisa belajar menganalisisnya dari permainan latto-latto.

Orang bisa saja mengerti dengan jelas, ketika orang bertanya mengapa ada keributan sana sini sebelum pilpres 2024. Jawabannya bisa saja inilah momen Latto-latto Pilpres 2024.

Politik sebelum Pilpres 2024 pasti saja dimainkan oleh setiap ketua partai baik itu  menyodorkan visi dan misi para kandidat mereka masing, maupun terkait dengan kualitas para calon itu sendiri.

Nah, konfrontasi gagasan, visi, misi, kepentingan partai itu sering dimainkan oleh ketua partai "pemegang latto-latto." Ketika latto-latto politik pilpres itu dimainkan, maka akan terdengar sentuhan-sentuhan yang berbunyi antara para kandidat "dua bola latto-latto."

Tidak hanya itu, masyarakat yang mendengarkan juga terpanggil untuk memberikan reaksi, nah pada saat itu justru keributan semakin menjadi meluas. 

Latto-latto pilpres, latto-latto politik memang sering menimbulkan keributan. Tapi orang perlu juga bertanya dimana yang tidak ada keributan? Ya, di mana yang tidak ada gesekan? Tentu saja tidak ada.

Menariknya bahwa latto-latto sekalipun itu sepanjang hari dimainkan, tapi dua bola itu tidak akan pecah. 

Mungkin itulah pesan yang penting secara sosial bisa saja keributan tidak bisa dihindari, tapi sebaiknya tidak perlu bahwa gara-gara latto-latto politik, latto-latto pilpres kehidupan kita sebagai bangsa itu menjadi pecah belah.

Prinsip yang harus diingat dari mainan jadul "latto-latto itu adalah orang perlu menyadari bahwa kita hidup dalam satu ikatan hubungan, yang mana dari benang relasi itulah dihasilkan suara.

Ya, latto-latto telah menjadi satu jenis permainan yang punya pesan bermakna untuk kehidupan kita. Gesekan boleh saja ada, asal hubungan kita tetap satu adanya. Suara boleh saja bermunculan, tapi suara kita tetap sama suara untuk kemajuan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun