4. Sistem kelas miskin-kaya akan berdampak besar pada psikis orang miskin
Orang miskin bisa saja tidak bisa menikmati perjalanan dengan kereta canggih itu, padahal jenis transportasi itu diciptakan untuk melayani masyarakat Indonesia seluruhnya, dan bukan cuma untuk mereka yang kaya.
Sistem apa saja yang membuat orang lain terdepak secara sosial tentu saja tidak baik, karena kita adalah satu bangsa dan punya hak hidup dan memperoleh pelayanan yang sama.
Tentu kasihan sekali, sistem dibuat oleh kita sendiri, tetapi juga merendahkan orang kita sendiri. Jadi, saya pikir kebijakan pembedaan yang miskin dan kaya terkait harga tiket KRL tidak perlu dibuat.
Apa yang perlu dibuat untuk mengatasi perbedaan kaya-miskin?
Dinas perhubungan dan bagian perkeretaapian perlu secara khusus memikirkan harga yang yang bisa dijangkau "orang miskin". Sebetulnya tidak suka menyebut orang miskin.
Harga yang yang bisa dijangkau oleh semua itu yang perlu menjadi pilihan kebijakan pemerintah. Pilihan "harga tengah" atau Mittlerer Preis itu untuk mengatasi perbedaan kelas di tengah masyarakat.
Bagaimana bisa menemukan harga tengah?
Pemerintah dalam hal ini dinas perhubungan perlu membuat survei tentang kemampuan masyarakat untuk melihat sejauh mana masyarakat kita bisa menikmati KRL, tanpa KRL itu sendiri jadi terdepak karena kekurangan biaya operasional dan lain sebagainya.
Masa operasional percobaan perlu dibuat supaya tahu dengan pasti seperti apa sih minat masyarakat terkait alternatif harga tiket yang ada dan kemungkinan perubahannya.
Jika saja cukup dalam artian masyarakat yang dikategorikan "miskin" juga bisa membeli tiket itu, ya kenapa harus dibuat perbedaan harga untuk yang miskin dan yang kaya.