Ketika tiba di tempat pemakaman, ia pertama-tama menyalami keluarga dan sekaligus meminta maaf karena ia terlambat. Bahkan setelah pemakaman, ia sekali lagi meminta maaf kepada keluarga.
Ia kembali ke kantornya dan menjelaskan kepada pimpinannya bahwa ia terlambat dengan alasan bahwa ada miskomunikasi dengan sopir bus. Beberapa jam kemudian pimpinan itu bertanya lagi mengapa dia terlambat saat di ruangan makan.
Pada saat sore harinya, pimpinannya bertanya lagi. Setelah seminggu berlalu, pimpinan itu bertanya lagi dan menegaskan beberapa prinsip ketepatan waktu dan lainnya sebagainya.
Coba bayangkan apakah Anda tidak kesal? Siapa sih yang suka mendengar pertanyaan yang sama seperti dalam cerita di atas?
Kenyataan di atas memperlihatkan bahwa pertanyaan yang sama datang dari orang yang sama berulang-berulang kepada orang yang sama.
Bagaimana kualitas pertanyaan itu sendiri? Ya, tentu saja kualitas pertanyaan akan menurun sampai menjadi sesuatu yang menyebalkan.
Pertanyaannya: Â 1. Mengapa orang mengajukan pertanyaan yang sama?Â
                  2. Mengapa orang tidak suka mendengar pertanyaan yang sama?
Riset pribadi saya menunjukkan beberapa hal ini: Mengapa orang mengajukan pertanyaan yang sama?
Pertanyaan yang sama biasanya datang dari orang yang sama. Kesamaan itu bisa saja karena seseorang itu punya posisi dan kepentingan tertentu.Â
Mengulang kembali pertanyaan yang sama yang sudah dijawab dan dijelaskan sebelumnya, pada prinsipnya untuk orang sehat selalu punya interese yang lain.Â