Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sternsinger Keuskupan Limburg dan Opsi Perlindungan Anak di Indonesia

31 Desember 2022   15:41 Diperbarui: 2 Januari 2023   09:00 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari keunikan itulah sebenarnya tidak heran, jika Kamele disoroti secara khusus oleh banyak wartawan. Keunikan lain yang cukup umum dimiliki oleh anak-anak kemarin adalah mereka mengenakan jenis mahkota kuningan bagaikan sang raja.

Dari segi materialnya, sebenarnya itu sangat murah, namun dari segi simbol dan artinya tentu saja sangat penting. Ya, anak adalah mahkota keluarga. 

Aksi itu rupanya sangat relevan dengan tema resesi seks saat ini. Jika anak dilihat sebagai mahkota keluarga, maka kerinduan untuk memperoleh mahkota itu tidak akan hilang.

Meskipun demikian, kita hanya bisa berharap bahwa pola pikir masyarakat Eropa bisa berubah dan benar-benar melihat bahwa kehadiran anak di tengah keluarga mereka bagaikan sebuah mahkota emas.

2. Orangtua, guru agama, para pastor menuntun anak-anak

Aksi Sternsinger itu didukung oleh banyak pihak. Keuskupan Limburg tentu saja menjadi penggerak utama yang menggerakan semua umat di Keuskupan Limburg untuk terlibat dalam aksi Sternsinger itu.

Kehadiran orangtua, guru agama, dan para pastor untuk mendukung aksi anak-anak itu disambut baik sekali orang begitu banyak orang. 

Dukungan orangtua, guru, dan kaum muda lainnya terlihat jelas sekali dalam menyediakan jenis minuman untuk siapa saja yang hadir. Di sana ada kopi, teh dan kinderpunsch.

Pada prinsipnya minuman itu gratis, tetapi ditawarkan juga sumbangan untuk misi bantuan anak-anak di Indonesia dan di seluruh dunia.

Dari situlah dana untuk dukungan anak-anak Indonesia dikumpulkan, tentu saja ada juga jenis sumbangan lainnya dari peserta yang hadir.

3. Masyarakat katolik Indonesia diundang secara khusus untuk bermain angklung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun