Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Fiksi di Titik Omega

29 Desember 2022   19:53 Diperbarui: 29 Desember 2022   20:14 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksi di titik Omega | Dokumen pribadi oleh Ino

Di penghujung tahun ada tawaran fiksi. Namanya fiksi akhir tahun. Se-fiksi apapun sebuah karya fiksi tetap saja ada visi.

Fiksi-fiksi yang membaca angan dan pola pikir pecinta fiksi

Fiksi manusia yang terlebur antara ilustrasi terbuka pada refleksi dan kritik.

Di titik Omega, fiksi itu berubah wajah kadang seperti aku, kamu dan dia.

Visi fiksi di titik Omega meretas kenangan tentang kejelasan yang terlalu sulit untuk menjadi jelas dengan kata-kata.

Merubah kata-kata, hingga dalam diri yang sama seperti dua wajah, dua visi ganda dalam segala-galanya.

Fiksiku netral, tak perlu bersarung bulu domba jantan.

Visi fiksi pemimpi tampuk bangsa tidak hanya datang dari rakyat jelata.

 

Fiksi akhir tahun itu nyata. Dekat begitu mesra merayu nalar hingga menggelepar tanpa opsi yang jelas pada yang benar dan nyata.

Fiksi-fiksi yang melempem karena uang dan kepentingan, tahta dan jabatan.

Fiksi yang menjadi suram visinya karena ingin berdiri di barisan prosesi kejayaan suatu masa.

Fiksiku tanpa arah, seturut bisikan intuisi dalam kata-kata.

 

Merumuskan visi secara fiktif itu bisa saja salah tafsir oleh pembaca. Di sana ia tersembunyi dan menyembunyikan dirinya pada ruang sempit yang susah dilihat.

Visi fiksi di titik Omega itu sebuah mimesis cinderamata.

Kenangan akhir tahun itu tidak terlupakan dari fiksi tentang kerinduan di masa depan.

 

Masa depan yang tampak fiktif tapi punya visi yang jelas.

Masa depan yang menggelinding dalam diksi-diksi fiktif belum tentu akan menjadi nyata.

Masa depan itu sebuah fiksi di dunia nyata.

Masa depan hanya akan jadi nyata dalam visi fiksi yang sejalan dengan nalar dan hatimu sekarang.

 

Salam berbagi, ino, 29.12.2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun