Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Waktu Bisa Bisu

16 Desember 2022   03:56 Diperbarui: 16 Desember 2022   04:23 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waktu bisa bisu | Dokumen pribadi oleh Ino

Pagi diselimuti salju, disengat dingin minus 7, pada jam 7 getaran pesan masuk menyambut hari baru. Hari baru dengan sengatan waktu bisu.

Waktu bisa bisu, ketika pesan pagi bicara tentang kepergian dia yang terkasih. "Waktuku akan segera berakhir", sepenggal syair terakhir dibaca saat bisu.

Benar-benar waktu bisa bisu. Terhenti untuk menyapa, bersua, bertanya dan berbagi. Tak ada lagi cerita lahir dari bisunya waktu.

Waktuku hanya membaca kembali kenangan, pesan dan cerita mulai dari kemarin sampai waktu-waktu dulu. 

Waktu pertama  ia menyapa dan bertanya tentang kemungkinan-kemungkinan menjadi satu dalam waktu yang bisu.

Waktu bisa bisu ketika detak jantung berhenti saat ini. Waktu bisa bisu saat mendengar ia tidak bernyawa lagi. 

Waktu bisa bisu, saat ia tidak lagi mengenal waktu. Waktu bicara sudah berlalu. Waktu berbagi sudah terlampau. 

Waktu kenangan menetap sepanjang waktu walau membisu.

Waktu bisa bisu saat ia pergi bersamaan dengan datangnya salju. Ia menghilang lenyap dalam kebekuan warna putih yang membungkus tubuhnya.

Putih hidupnya. Waktunya sudah bisu. Ia hanya meninggalkan sebuah buku berwarna biru. Di waktu bisuku, aku membaca kado terakhirnya saat ia memberi dengan bisu.

"The Surrender Experiment, my journey into life's perfection."

Salam berbagi, ino, 16.12.2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun