Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

3 Cara Singkirkan Kejenuhan di Tengah Kemasifan Promosi Calon Presiden 2024 di Media Sosial

9 November 2022   20:36 Diperbarui: 16 November 2022   18:35 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah hal seperti itu adalah bagian dari kedangkalan? Ya, tentu saja. Kalau isi berita itu menjadi begitu dangkal, maka akibatnya bahwa kejenuhan dan penolakan. Orang akan jenuh dengan berita tentang tokoh yang sama-sama saja. 

Dampak lebih lanjut dari kejenuhan itu adalah orang menolak presentasi tentang tokoh itu. Mengapa? Ya, bisa saja mereka tahu tentang siapa orang yang menjadi populer itu.

Jadi, cara mengatasi kejenuhan adalah dengan mempertimbangkan isi dari informasi dan berita-berita promosi itu sendiri.

2. Konsep tentang popularitas tanpa kesaksian yang cukup

Orang populer dalam konteks media sosial saat ini sebenarnya bukan asal tenar, tetapi lebih terkait dengan kualitas kerja seseorang. Lebih berkaitan dengan konsep dan hasil nyata.

Dalam konteks suksesi kepemimpinan saat ini, sebetulnya popularitas seseorang akan diukur melalui janji-janji dan pemenuhan janji-janjinya. 

Nah, jika saja calon pemimpin yang punya janji bagus dan menarik, tapi tanpa realisasi, maka masif bagaimanapun dukungan dan promosi tim sukses sekalipun, terasa begitu gampang akan jadi pudar. Ya, sama seperti panas setahun, bisa dihapus dengan hujan sehari.

Nah, mengapa orang tidak peduli dengan kualitas pribadi tokoh tertentu? Tentu saja banyak alasannya, bagi tim sukses bisa saja menjagokan tokoh tertentu karena dia sendiri ada dalam satu pengalaman tidak puas karena kepentingannya tidak diakomodir negara ini.

Alangkah bagusnya ketika tim sukses itu adalah relawan yang tidak diakomodir oleh tokoh tertentu, jadi dia bekerja benar-benar tulus karena keyakinan pribadinya bahwa tokoh yang diandalkannya adalah orang baik dan punya kepedulian pada masyarakat.

3. Bahasa suksesi dan promosi tidak cukup memadukan kekuatan etika, data, gambar dan bukti

Tuntutan sosial di tengah kemasifan informasi  terkait suksesi dan promosi ketokohan saat ini menuntut adanya keseimbangan antara etika sosial, kata, data, gambar dan bukti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun