Konteks kemandirian ekonomi Indonesia saat ini semestinya punya orientasi seperti itu, tidak hanya menjaga keutuhan nasionalisme bangsa, tetapi menciptakan kemandirian ekonomi di pasar tradisional.
Dalam sela-sela liburan kemarin, saya pernah dua kali melakukan blusukan kecil di pasar Mbongawani-Ende. Di sana saya melihat ibu-ibu penjual tenun adat. Tenun-tenun adat hasil karya tangan mereka ternyata sangat indah.
Saya sempat mengambil beberapa foto secara sembunyi termasuk foto tenunan dengan motif Pancasila. Saya suka sekali dengan motif itu. Coba bayangkan mereka tidak pendidikan khusus soal seni dan nasionalisme, tetapi daya imajinasi mereka sampai sejauh itu.
Itulah kebanggaan yang tidak bisa pudar dari terpaan pengaruh modern yang menjauhkan anak bangsa dari budaya dan seni daerah mereka. Hal seperti itu, tentu tidak hanya di Flores, tetapi di mana saja.
Saya orang Flores, tetapi paling suka dalam forum resmi mengenakan baju Batik. Saya mengenakan dengan kesadaran penuh bahwa itu bukan dari budaya saya, tetapi itu diterima dan dicintai di Indonesia, bahkan dunia mengenal Batik.
Seragam sekolah dengan motif batik bahkan dikenakan oleh anak-anak sekolah di kampungku. Tidak ada satupun yang protes. Mengapa demikian?
Itulah kebijakan yang tidak hanya menghalau bahaya dari monokultur, tetapi juga orang Indonesia seluruhnya perlu mencintai perbedaan.
Salam berbagi, ino, 21.10.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H