Dalam satu perbincangan santai dengan saudara saya, kami akhirnya menemukan ide-ide yang mungkin saja akan menjadi nyata nantinya.Â
Sekurang-kurangnya saya hanya bisa menyalurkan ide, dan ia bisa perlahan-lahan meraihnya dalam kenyataan. Langkah-langkah yang pernah diusahakannya antara lain:
1. Menggali kolam air pada bagian atas kebunnya.
2. Mengerjakan kandang itik dan membelikan jenis ikan dan pakan secukupnya.
Dua gagasan ini memang mudah untuk dilakukan, cuma kendala yang dihadapi adalah soal dana dan tenaga kerja. Siapa yang harus mengurus kebun sayur dan siapa yang harus menjual sayur.
Kemiskinan cara dan manajemen tentu saja menjadi kendala besar bagi petani desa yang hanya bermodalkan pengalaman pernah merantau di Malaysia.
Saya masih ingat, pada tahun 2006 pernah mencoba ternak itik. Unik banget lho. Setiap pagi setelah sarapan, bisa jalan-jalan di kebun kecil sambil memungut telur itik.
Itu mimpi di tengah krisis yang kembali hadir untuk hadapi resesi nanti. Orang bisa saja lupa krisis, kalau saja setiap pagi bisa memberi makan ikan, lalu memungut telur itik.
Selanjutnya bisa memasak umbi-umbian dengan hidangan sayur-sayur segar, seperti terung bakar, paria rebus, kacang panjang dan ikan bakar. Duh bisa juga dicoba gaya lalapan gitu.
Saya yakin, petani kreatif akan bisa menikmati hidup di tengah krisis dan resesi, tanpa harus lari sana sini atau pinjam ini dan itu. Ya, dari segi kesiapan menghadapi resesi, saya kira ide-ide di atas bisa menjadi lebih mapan dan siap.
Seperti apa sangarnya wajah resesi nanti, tidak akan membuat petani di desa lari jika hari ini mereka mulai merancang kebun sendiri, sambil memperhatikan mata air, kolam ikan, itik, dan sayur-sayuran pilihan yang cepat dan sehat.