Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ada 4 Tantangan Hadapi Pasien Gangguan Kejiwaan dan 2 Kekuatan yang Mengubahnya

11 Oktober 2022   19:49 Diperbarui: 12 Oktober 2022   02:13 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dukungan dari orang terdekat jadi kekuatan pasien kejiwaan| Dok Fizkes via parapuan.co

Sentuhan dan tatapan mata yang lembut itu seperti mengembalikan seseorang ke pangkuan sang ibu saat lahir, ke dalam pelukan kasihnya.

Tema tentang "sadari kondisi jiwamu dan tangani dengan tepat" merupakan tema aktual sepanjang masa. Sorotan perspektif dr. Andi, Sp. KJ, FAPM telah membuka kembali lembaran ingatan saya. 

Pada tahun 2010 saya pernah bertugas melayani panti asuhan orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Pada pemandangan pertama, saya harus katakan bahwa menghadapi orang dengan gangguan kejiwaan itu sulit.

Orang bisa saja mengatakan lebih sulit untuk hadapi orang yang sakit jiwanya daripada menghadapi orang mengalami sakit fisik. Perbedaan antara keduanya bisa dengan mudah dirasakan oleh siapa saja yang pernah berjumpa dengan orang yang mengalami sakit jiwa.

Tulisan ini menyoroti soal tantangan dan kekuatan sentuhan yang memberikan ketenangan kepada pasien kejiwaan. Ada beberapa tantangan yang perlu diketahui oleh siapa saja yang berhadapan dengan pasien kejiwaan.

1. Menciptakan ketenangan batin diri sendiri

Tantangan yang tidak mudah adalah bahwa sendiri harus menciptakan ketenangan batin sebelum menghadapi pasien kejiwaan. Pada prinsipnya orang perlu punya ketenangan batin yang dalam (Innere Ruhe).

Perjumpaan dengan pasien kejiwaan, apalagi dengan tujuan menolong pasien kejiwaan, orang tidak boleh melupakan konsep ini, bahwa kehadiran saya harus memancarkan energi yang baik, darinya bisa memancarkan ketenangan yang bisa memengaruhi pasien kejiwaan.

Kalau menurut saya, prinsip jaga ketenangan batin sendiri itu adalah hukum wajib. Hal yang harus dihindari adalah bertemu dengan pasien kejiwaan ketika saat Anda sedang marah.

Wajah dan aura batin seseorang sering tidak bisa dikendalikan dan tidak bisa dimanipulasi memancarkan isi batin dan pergulatannya. Oleh karena itu, sebelum berjumpa dengan seorang pasien kejiwaan haruskan siapkan diri sendiri secara baik.

Ada 4 tantangan hadapi pasien kejiwaan dan 2 kekuatan yang mengubahnya | Dokumen diambil dari: amp.dw.com
Ada 4 tantangan hadapi pasien kejiwaan dan 2 kekuatan yang mengubahnya | Dokumen diambil dari: amp.dw.com

2. Tertawa secara tulus dan bukan menertawakan

Tantangan yang tidak mudah adalah tertawa secara benar dan baik. Tertawa pada tempatnya. Sering tanpa disadari momen perjumpaan dengan pasien kejiwaan adalah momen lucu. 

Sudah pasti pasien kejiwaan punya banyak hal aneh yang bisa saja terjadi secara berubah-ubah. Di mata siapa saja pasti semua gestikulasi pasien kejiwaan adalah aneh, bisa juga lucu.

Oleh karena itu siapapun dia apalagi sebagai seorang psikiater, tentu saja harus memiliki kemampuan dalam hal tertawa. Tertawa dalam kesadaran penuh untuk menyanjung dan bukan untuk menertawakan yang lain.

3. Hindari sikap agresif

Pasien kejiwaan umumnya mudah terbawa emosi menjadi agresif. Kesimpulan ini berangkat dari pengalaman melihat beberapa perjumpaan orang-orang yang berusaha mengusir pasien kejiwaan dengan cara yang kasar.

Kenyataan yang sering terjadi di luar dugaan yakni bahwa pasien kejiwaan punya emosi negatif yang sangat sensitif. Ya, rentan agresif kayanya. Jangan coba-coba mancing yay nanti bisa kena batunya.

Oleh karena itu, sebaiknya orang secara sadar mengabaikan kecenderungan sikap dan tindakan yang berindikasikan cara-cara agresif, apalagi mengarah kepada kekerasan fisik.

4. Bertutur kata yang baik dan positif

Tidak kalah penting dari hindari sikap agresif, sebenarnya sangat penting bagi siapa saja yang berhadapan dengan pasien kejiwaan adalah memiliki tutur kata yang baik dan positif.

Dalam hal ini, penting sekali orang menyadari kekuatan kata-kata yang bisa mengubah menjadi lebih baik. Kata-kata bisa membuat orang lain tenang, damai dan bisa menerima dirinya.

Apapun yang dikatakan oleh pasien kejiwaan, orang harusnya tetap tenang dan tidak terpancing kata-kata kasar dan lain sebagainya.

Tidak ada pemberian yang lebih besar dan berarti untuk pasien kejiwaan, selain kata-kata baik dan positif yang bisa memberikan ketenangan batin pasien kejiwaan.

Dari keempat tantangan itu, sangat penting bahwa orang menyadari kekuatan dari sebuah sentuhan fisik. Memang sih di berbagai negara hal ini perlu diperhatikan juga dengan tata etikanya.

Tidak semua orang bisa menerima sentuhan fisik. Di Jerman misalnya, sentuhan fisik pada tempat yang tidak pantas bisa dianggap sebagai suatu skandal (Missbrauch). 

Nah, lalu pada bagian mana yang bisa dijadikan saluran kekuatan sentuhan? Dalam sebuah kursus pendampingan pasien kejiwaan di Jerman, saya diajarkan bahwa sentuhan yang baik itu pada tangan atau pada bahu pasien kejiwaan.

Ya, sentuhan dan tatapan mata lembut itu bagaikan saluran obat yang masuk merasuk jiwa hingga damai merambat ke seluruh tubuh. Ketenangan tatapan, ketulusan hati, pancaran energi positif akan membiaskan kekuatan kesembuhan pada pasien kejiwaan.

Sentuhan (Berührung) pasti memancarkan energi damai, cinta dan ketenangan yang mengalir bersama nadi hingga masuk ke kedalaman batin, pikiran dan hati. 

Salam berbagi, ino, 11.10.2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun