Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Daun Noki dan Ekonomi Kreatif Masyarakat Desa

6 Agustus 2022   05:38 Diperbarui: 6 Agustus 2022   05:42 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kreatifitas dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat perlu diimbangi dengan kemampuan berinovasi dari sumber-sumber daya alam. 

Daun Noki dalam sebutan sehari-hari masyarakat Ende (wunu noki). Di kalangan masyarakat pedesaan, fungsi daun Noki memang sudah dikenal sejak lama.

Masyarakat tradisional sangat akrab dengan daun yang satu itu oleh karena fungsi istimewa yang tidak hanya mampu menghidupkan cita rasa dapur tradisional, tapi juga membangkitkan cita rasa dan lida orang-orang kota.

Sekilas tentang Noki

Noki termasuk kategori tumbuhan menjalar yang hidup di daerah pegunungan wilayah Ende, Flores, NTT. Tumbuhan Noki bisa hidup di daerah-daerah pegunungan dengan suhu rata 20-40 derajat celsius. 

Sebagai tumbuhan menjalar, Noki memiliki ranting yang panjangnya bisa mencapai 3-4 meter. 

Ranting utamanya sedikit lebih besar dari cabang-cabangnya. Tapi uniknya bahwa sekalipun noki berbunga dan  berbuah, namun noki berkembang biak hanya melalui ranting-rantingnya yang tua dan bisa menghasilkan akar untuk kehidupan baru. 

Daun noki sendiri berbentuk lonjong dengan penampakan yang sangat lembut dan mengkilap.  Panjangnya daunnya sekitar 3-6 cm. Lebar daunnya sekitar 2-3 cm.

Pada pucuk muda yang baru tumbuh terlihat ukuran daunnya lebih kecil. Noki adalah tumbuhan liar yang umumnya digunakan masyarakat pedesaan sebagai bumbu sayur dengan cita rasa asam.

Fungsi daun noki

Sangat mungkin bahwa kadar asamnya cukup tinggi sehingga bisa meredakan bau pada daging. Fungsi lainnya bisa saja noki menjadikan daging lembut dan menetralisir kadar lemak dalam daging. 

Oleh karena itu, noki hanya dipakai ketika orang memasak daging, tapi juga sangat cocok untuk jenis seafood, makanan dari air seperti kepiting, udang dan belut. 

Noki dan peluang pengembangan ekonomi

Meskipun demikian, heran dan terasa aneh noki belum dipopulerkan sebagai satu jenis tanaman yang dibutuhkan untuk mengubah warna cita rasa dapur masyarakat luas. Bahkan, daun noki tidak pernah dijual. 

Masyarakat pedesaan hanya berpikir bahwa tumbuhan noki bisa didapat dengan mudah di hutan, jadi mengapa perlu ada usaha seperti membudidayakannya? 

Saya yakin bahwa kualitas noki dalam ranah bumbu dapur tidak bisa begitu saja tergeserkan dengan sejenis asam cuka. 

Saya percaya daun noki jauh lebih sehat dari sejenis asam cuka hasil olahan pabrik. 

Sejak dulu kala, orang yang memakan bumbu masakan noki tidak pernah menceritakan tentang efek sampingnya. 

Noki dalam mimpi saya suatu saat bisa punya pasar yang luar biasa atau sekurang-kurangnya bisa masuk sampai Restaurants internasional. 

Mengapa kerangka berpikir tentang ekonomi kreatif masyarakat pedesaan tidak merenggut peluang promosi bumbu dapur seperti noki? 

Ekonomi kreatif mestinya berawal dari kreatifitas yang berasal dari masyarakat bawah dalam mengangkat segala hal yang belum dikenal dan diperhitungkan hingga punya nilai di pusat rotasi pasar tradisional. 

Noki dan sumber pemasukan baru masyarakat desa

Masyarakat pedesaan akan punya sumber pemasukan tambahan tentunya, jika saja noki mulai dikenal dan dianggap bernilai. Apalagi orang mulai mencari dan menggunakannya sebagai bumbu masakan di rumah makan. 

Peluang ekonomi kreatif masyarakat pedesaan sangat didukung oleh tumbuhnya iklim pariwisata di Flores. Say jadi ingat beberapa waktu lalu saya makan kuah ikan di pesisir pantai batu biru Nangapanda. 

Jalaur dan peluang promosi

Pantai batu biru sebelumnya hanyalah tumpukan batu biru, namun saat ini sudah ada rumah makan, tempat singgah para turis mancanegara. 

Rencana saya adalah coba mempromosikan noki ke rumah makan batu biru Nangapanda dengan harapan noki mulai dikenal dan dinikmati masyarakat luas. 

Saya akan membawa noki ke Jerman dan menjadikannya tanaman rumah yang pada gilirannya bisa dicoba oleh orang-orang Jerman. 

Salam berbagi, ino, 6 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun