Pada saat itu, saya merasakan ketatnya pemeriksaan sebelum masuk ke ruang wawancara. Segala barang bawaan pribadi harus ditinggalkan di luar.Â
Rasa cemas pun sangat besar karena takut barang-barangku kehilangan. Tapi satu yang menyenangkan bahwa urusan visa itu satu-satunya alasan masuk akal untuk berangkat ke Jakarta.Â
Jakarta akhirnya dari cerita itu terhubung dengan kenangan tujuan berangkat ke Jerman. Meskipun demikian, apakah kelak Jakarta tetap dikenang dengan segala urusan visa yang terpusat di sana?
 4. Kota transit saat liburan
Berulang kali perjalanan ke Jerman maupun dari Jerman ke Indonesia, Jakarta tetap menjadi kota tujuan pertama. Saya masih ingat ketika itu tahun 2015, Bandara Soekarno Hatta Jakarta tidak sebagus saat ini.Â
Bahkan bandara internasional itu tidak seberapa teratur seperti saat ini. Karena itu, cukup membingungkan untuk orang baru di sana dengan sekian banyak orang menawarkan bantuan untuk menolong membawakan barang kita.Â
Terkadang saat transit membuat jantung berdebar, terasa selalu saja kemungkinan tidak terduga bisa terjadi sana. Namun, terasa sangat berbeda pada tahun 2017.
Suasana bandara yang ramah, bersih, dan teratur, menjadikan Jakarta semakin nyaman menjadi kota tujuan transit. Di sana ada bus yang mengantar ke terminal lainnya, dan beraneka fasilitas yang menolong dan mendukung rasa aman ketika berada di sana.Â
5. Kota pertengkaran dengan petugas bandara karena bela para TKW dari Arab
Kota Jakarta bagi saya tidak bisa dipisahkan dari cerita pernah bertengkar karena membela orang-orang yang baru saja kembali dari Arab Saudi lalu harus membayar macam-macam di bandara.Â
Ya, tahun itu rupanya tahun yang tidak enak, banyak sekali orang Indonesia yang berusaha dengan serakah memeras sesama saudaranya sendiri di bandara.Â