Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

6 Cerita tentang Jakarta, Kota Selaksa Kenangan

23 Juni 2022   22:20 Diperbarui: 24 Juni 2022   10:16 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kisaran itu, bisa diprediksi akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, soal kepadatan penduduk Jakarta sudah pasti menjadi tema yang sudah dibicarakan bukan saja orang Indonesia saja, tetapi orang Eropa juga.

Tingkat kepadatan penduduk itu terasa sekali ketika pertama kali mendarat di Jakarta tahun 2009. Saya belum pernah melihat keramaian lalu lintas di jalan seperti di Jakarta. Riuh ramai, panas dan macet selalu menjadi teman perjalanan sehari-hari.

 2. Kota pertama mengubah gagasan dari kata ke lagu tahun 2009

Tahun 2009 adalah tahun pertama berkarya sebagai di sebuah lembaga pendidikan swasta di Flores. Pada tahun pertama itu ditemukan ada begitu banyak potensi dan kekurangan di tempat kerja.

Tak pernah menuduh dan menyangkal bahwa potensi dan kekurangan itu ada pada semua orang. Kesadaran tentang potensi yang perlu diolah secara kreatif, ternyata bisa mengubah kenyataan yang penuh dengan kekurangan.

Di bidang pendampingan orang muda saat itu muncul pula gagasan menulis puisi dan lagu-lagu sederhana. Ide menulis lagu dan akan dinyanyikan itu bertumbuh besar hingga mendarat di kota Jakarta untuk proses percetakan CDnya.

Pada tahun itu, di Flores rupanya belum banyak yang menjual lagu-lagu dalam bentuk CD player. Nah, Saya masih ingat pada tahun itu, saya pernah bertemu dengan seorang bos perusahan CD di Mangga Dua Jakarta, selanjutnya pernah jalan-jalan ke Mabes Polri, hingga pernah melihat dari dekat Pak Antasari di sana.

Dari hasil percetakan CD di Jakarta itulah, kami menjual ke seluruh Indonesia dan pada tahun itu terkumpul sekitar 350 juta. Ya, Jakarta dan kenangan keberuntungan ketika pernah mengubah kata ke sebuah syair lagu dan musik.

 3. Kota pemberi visa ke Jerman

Sebelum ke Jerman, saya pernah berangkat lagi ke Jakarta untuk mengurus visa di kantor kedutaan Jerman di Jakarta. Waktu hati dan pikiran saya dipenuhi dengan rasa takut, soalnya berdasarkan kata orang bahwa nanti akan ada wawancara dalam bahasa Jerman. 

Waktu itu modal bahasa belajar sendiri dan kursus kilat di Malang, tapi ternyata sedikit bisa menolong cuma untuk perkenalan diri dan tujuan ke Jerman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun