Lebih dari itu, Buya Syafii tidak mau terbawa arus kebohongan itu sendiri, tetapi sebaliknya ia lebih mengutamakan literasi pencerahan dan optimisme sebagai orang yang berilmu dan orang Indonesia yang mencintai kemajemukan ini.
Buya Syafii menorehkan tinta gagasan cintanya pada negeri dengan lambaian ajakan pada anak bangsa, mari mencintai negeri ini dengan tulus, walaupun keadaannya ruwet dan tidak mudah seperti saat ini.
Dari torehan gagasan Buya Syafii semestinya anak bangsa ini belajar mencintai negeri dalam 3 hal ini:
- Jadilah sederhana yang mengungkapkan kemandirian dan kedisiplinan diri.
- Menjadi profesional bukan saja pada hal-hal besar yang sesuai dengan keilmuan yang dipelajari, tetapi lebih dari itu sampai pada tingkat yang paling bawah di rumah.Â
- Cintai alam dan kosmos kita, dari sanalah orang belajar menemukan keadilan dan hidup yang sama sebagai penghuni bumi Indonesia.
- Jangan menyerah dalam gelombang persoalan bangsa yang ada, tetapi tetaplah optimis sambil gencar membangun literasi pencerahan kepada seluruh rakyat Indonesia yang majemuk ini.Â
Buya Syafii telah menorehkan jejak hidup yang membias kedalam refleksi terhadap dinamika negeri ini agar anak bangsa ini tidak melupakan kesederhanaan untuk melawan budaya konsumerisme, tidak mengabaikan kosmos ditengah kemajuan metaverse, tidak mengabaikan pencerahan di tengah gelombang radikalisme.
Salam berbagi, ino, 28.5.2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H