Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

NIK Jadi NPWP, Dilema antara Perlindungan Data dan Krypto Bisnis

25 Mei 2022   17:05 Diperbarui: 27 Mei 2022   07:30 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu konteks yang saya miliki adalah Eropa, namun namanya bisnis online atau bisnis di Metaverse itu sebenarnya tidak kenal lagi batas negara, ruang, dan waktu di mana seseorang berada.

Oleh karena kita hidup di dunia terbuka dengan akses global ini, maka terkait NPWP mesti perlu lebih hati-hati. Peringatan (warning) ini bukan berarti menggagalkan rencana penyatuan nomor KTP dan NPWP, tetapi lebih supaya kajian tentang sistem perlindungan data warga Indonesia mesti harus benar-benar dijamin.

Oleh karena itu, saya pikir ada 2 hal ini yang penting diperhatikan:

  1. Penyatuan boleh-boleh saja, asal setiap orang perlu diberikan lagi kode Personal Identification Number (PIN) untuk akses online KTP dan NPWP.
  2. Konfirmasi kode PIN mungkin perlu melalui email dan nomor handphone.

Kendalanya bahwa belum semua masyarakat Indonesia bisa mengakses internet dan bahkan belum semua juga bisa menggunakan handphone Android. 

Apakah ada jaminan, jika urusan terkait konfirmasi itu dilakukan oleh orang lain? Tentu saja tidak nyaman.

Pada prinsipnya sistem perlindungan data pribadi setiap warga masyarakat saat ini sangat penting, apalagi ketika sistem bisnis online yang membutuhkan konfirmasi data-data pribadi secara online.

Transisi sistem keuangan dan faktor eror

Transisi sistem keuangan, ekonomi, dan perkembangan teknologi dewasa ini tidak bisa lagi dipisahkan dari format digitalisasi yang menggunakan sistem-sistem modern yang cepat dan kilat. Nah, oleh karena itu, sangat dibutuhkan tentunya soal kepastian dan keamanan.

Orang hanya boleh mengklik "ja" misalnya hanya kalau ia benar-benar tahu konsekuensinya apa atas jawaban "ja" itu sendiri. Dan ketika salah paham, maka konsekuensinya besar dan berdampak pada keuangan.

Oleh karena itu, mari kenali teknologi digital dalam semua sisinya dengan kemajuan bahasa-bahasa yang digunakannya, agar orang tidak salah kaprah. 

Saya jadi ingat perjalanan dari Roma kembali ke Jerman, lalu mampir istirahat di Firenze untuk mengisi bensin dan membeli minuman dan makanan ringan, kami kecolongan memesan banyak sekali yang tidak kami perlukan, hanya karena tidak paham dengan sistem pembelian mesin otomatis.*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun