Tidak hanya itu, tenaga dokter itu sudah berkurang, belum lagi tidak ada ruang terbuka seperti konsultasi online dengan dokter di wilayah Puskesmas.
Kendala keterbelakangan seperti itulah yang tanpa disadari telah mempengaruhi mentalitas masyarakat desa untuk memutuskan sendiri obat apa yang mau dibeli dan, apalagi ada kemudahan membeli di apotek.
2. Apotek Indonesia bisa melayani pembelian obat-obatan tanpa resep dokter
Fenomena membeli dan mengonsumsi obat di rumah tanpa resep dokter bisa jadi merupakan kenyataan umum yang dialami sebagian besar masyarakat Indonesia.
Tanpa mengambang dari kenyataan, saya sendiri pernah mengatakan dengan tegas kepada orang-orang yang saya di desa saya untuk hentikan kebiasaan membeli obat tanpa berkonsultasi sebelumnya dengan dokter.
Tahun lalu saya pernah mengatakan, "Saya tidak bisa mengerti, kalian membeli obat sendiri tanpa ada hasil diagnosa dokter, apakah kalian sudah menjadi dokter?"
Tahukah bahwa ketika kita mengonsumsi obat yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh dan sesuai ukuran yang secukupnya dapat merusak kesehatan kita? Bagaimana obat itu baik dan berguna, tetapi semua obat itu telah diproses melalui proses kimia.
Sejak saat itu mereka berhenti membeli langsung di apotek, kecuali terkait vitamin. Nah, inilah yang sering menyeret masyarakat desa ke situasi dilematis.Â
Mereka ingin supaya penyakit mereka segera sembuh, namun untuk mendapatkan informasi, konsultasi dan pemeriksaan dari seorang dokter, pasti harus membutuhkan jam tertentu, harus antrian dan lain sebagainya.
Birokrasi dalam dunia pelayanan kesehatan masih terasa rumit khususnya bagi kebutuhan pelayanan masyarakat desa. Sampai kapan suasana seperti itu berubah?