Kita menanam dan menjual biji kakao, lalu kita membeli coklat dengan harga yang sangat mahal. Mengapa kita tidak bisa sendiri mengubahnya?
Dari keanehan seperti itu, saya setuju sekali dengan gebrakan Presiden Jokowi yang memotivasi anak bangsa ini untuk memikirkan soal kemandirian pangan.
Jika kemandirian pangan itu bisa direalisasikan secara konkret sampai ke desa-desa, maka yang kita jual bukanlah buahnya, tetapi hasil produk jadi atau coklatnya.Â
Oleh karena itu, saya pikir anak bangsa ini mesti mulai berpikir kapan Indonesia berubah statusnya bukan pengimpor, tetapi menjadi pengekspor coklat misalnya.
Demikian beberapa catatan tentang teka-teki petani kakao Flores yang terkadang tidak pasti dan stabil. Sampai kapan hasil komoditi masyarakat Flores menjadi diperhitungkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya sendiri?Â
Tentu tidak terlepas dari peran pemerintah Provinsi NTT. Pada prinsipnya kestabilan harga komoditi masyarakat itu yang diharapkan oleh masyarakat di sana. Lebih dari itu, jika memungkinkan perlu adanya gerakan ke arah kemandirian ekspor jadi hasil usaha petani desa.
Salam berbagi, ino, 06.05.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H