Sementara itu kakao langsung dilepaskan begitu saja, tanpa merawat dan membersihkannya. Dari kenyataan itu, terlihat sekali bahwa mental petani Flores rupanya cepat sekali down ketika ada perubahan harga yang tidak sesuai harapan mereka.
Dari kenyataan itu memang ada untung dan juga ruginya saat menjadi fokus hanya pada satu bidang usaha. Pada titik harga bagus, dia bisa menikmati pemasukan yang besar, sebaliknya jika harga jatuh, maka dia bisa sama sekali tidak punya pemasukan.
2. Petani Flores terlalu banyak bidang usahanya
Kenyataan menunjukkan bahwa masih sedikit sekali petani Flores yang hanya fokus pada satu bidang usaha, seperti hanya fokus pada bidang usaha kakao saja.
Umumnya petani Flores tidak memiliki konsep usaha tunggal. Kebanyakan adalah memiliki banyak kebun dan banyak bidang usahanya. Bisa saja hal ini karena para petani sendiri punya banyak lahan garapan.
Seorang petani di Flores bisa saja punya 5 bidang tanah. Satu bidang untuk tanaman kemiri, satu bidangnya untuk kakao, satu bidang untuk padi dan jagung, satu untuk cengkeh dan satu bidang untuk kopi atau untuk tanah pohon jati atau mahoni.
Oleh karena mereka harus bekerja sendiri, maka dalam setahun itu mereka harus merawat 5 bidang usaha itu tanpa tahu dengan pasti mana yang akan menjadi prioritas.
Terkadang semuanya berjalan tanpa punya rencana dan program yang direncanakan secara matang. Rencana mereka terkadang lebih ditentukan oleh keadaan pasar hari ini.
Pada musim harga kakao mahal, maka otomatis prioritas mereka beralih kepada kakao dan sebaliknya pada musim cengkeh itu mahal, maka perhatian mereka akan beralih ke tanaman cengkeh.
Tidak heran bahwa suasana bati petani sering dilanda kekecewaan. Mereka kecewa karena mereka tidak tahu dengan pasti kapan hasil dari usaha mereka itu menjadi mahal dan murah.