Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Artikel Utama

Habis Gelap, Terbitlah Terang Perempuan di Metaverse

22 April 2022   17:48 Diperbarui: 28 April 2022   19:30 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perempuan dan dunia digital. (sumber: pixabay.com/geralt)

Tantangan yang sangat penting perlu diperhitungkan oleh perempuan Indonesia adalah apakah kehadiran perempuan Indonesia di Metaverse itu tetap bisa mencerminkan kehadiran ibu Kartini?

Perempuan yang berani membela peran dan fungsi serta derajat perempuan dalam konteks kehidupan berbangsa ini. Perempuan yang cerdas dalam konsep dan gaya berpikir untuk kesatuan dan keutuhan Negara Republik Indonesia.

Indonesia membutuhkan tokoh perempuan yang memperlihatkan kembali wajah santun dan sopan ibu kita Kartini. Bagi saya, ibu Kartini memperlihatkan figur perempuan Indonesia yang santun melalui tata krama berpakaian.

Ibu Kartini bukan saja menjadi contoh dalam keberpihakannya, tetapi juga dalam tata cara penampilannya yang khas dan melekat pada kultur keindonesiaan.

Ia perempuan Indonesia yang punya karakter jelas dan khas bisa dikenal sebagai perempuan asli Indonesia. Dari penampilan fisiknya saja, orang bisa membaca bagaimana rasa cintanya pada budaya bangsa ini.

Identitas perempuan Indonesia di Metaverse

Identitas perempuan Indonesia di Metaverse ini perlu memperlihatkan penampilan khas Indonesia yang mencintai budaya dan masyarakat kecilnya.

Dari perspektif seperti itu, saya sangat mengagumi cerita ibu negara, Ibu Iriana Jokowi yang menggendong anak Papua. Penampilan ibu Iriana yang sederhana dengan batik khas Jawa, benar-benar memperlihatkan jati diri perempuan Indonesia.

Perkara identitas bukan saja soal pakaian, tetapi soal tata krama, budaya sopan santun sebagai perempuan Indonesia itulah yang perlu dijaga dan diwariskan.

Demikian catatan terkait hari Kartini yang dilihat secara baru dalam konteks kemajuan dan perkembangan zaman. Perempuan Indonesia dan tantangannya di Metaverse bisa saja menjadi refleksi tentang jati diri perempuan yang telah melintas era kegelapannya. Era masa lalu yang mengurun kebebasan ekspresinya telah berakhir dan kini telah tiba pada ruang Metaverse. 

Pada prinsipnya, Metaverse bisa menjadi ruang baru bagi perempuan Indonesia untuk menginvestasikan kekayaan budaya, tata krama dan cara berpikir yang pernah diwariskan oleh ibu kita R. A. Kartini.

Nafas perjuangan ibu Kartini mesti tetap disambung hingga menghembuskan perubahan-perubahan konkret dengan peran konkret perempuan. Perempuan Indonesia yang membawa transformasi budaya kesopanan dan kepedulian pada kemanusiaan.

Salam berbagi, ino, 22.04.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun