Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cara Mengetahui Anak Didik Terpapar Pornografi dan Prinsip Pendampingannya

13 April 2022   14:37 Diperbarui: 20 April 2022   15:06 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang cara mengetahui anak didik terpapar pornografi dan prinsip penanganannya | Dokumen diambil dari: bandungside.com

Ilustrasi tentang pendampingan pribadi guru pada anak yang terpapar pornografi | Dokumen diambil dari: orami.co.id
Ilustrasi tentang pendampingan pribadi guru pada anak yang terpapar pornografi | Dokumen diambil dari: orami.co.id

Hal tabu lain sebetulnya terlalu cepat menghakimi anak didik dengan urusan sidang yang merujuk pada keputusan pemberian sanksi-sanksi, daripada urusan pendampingan pribadi yang intensif. 

Ada dimensi yang penting bahwa anak yang terpapar pornografi tidak mau mereka diketahui oleh teman-teman yang lain. Bahkan itu seperti aib yang paling memalukan. Oleh karena itu, maka pendampingan pribadi dengan prinsip menjaga kerahasiaan mereka itu sangat penting. 

Prinsip kerahasiaan keadaan pribadi mereka itu yang menjadikan mereka bisa menaruh percaya dan terbuka untuk proses perubahan tanpa menjadi malu dan direndahkan teman-teman mereka.

Demikian beberapa fenomena anak didik terpapar pornografi di zaman belum punya banyak HP Android, tentu bahaya dan fenomena anak didik terpapar pornografi saat ini sudah berbeda sekali. Namun, bisa saja dampak, gejalanya dan pendekatan dan proses penanganannya bisa saja sama. 

Anak didik yang terpapar pornografi bisa saja adalah anak yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Dalam banyak hal mereka membutuhkan pendampingan pribadi (persönliche Begleitung) yang bisa menjadikan mereka manusia yang punya perkembangan psikis dan emosional wajar, sehat dan bermartabat. 

Salam berbagi, ino, 13.04.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun